Sabtu 27 Apr 2019 13:53 WIB

AS Minta Warganya Tinggalkan Sri Lanka

AS mengeluarkan peringatan perjalanan bagi warganya yang hendak ke Sri Lanka.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Tentara Angkatan Laut Sri Lanka melakukan pemeriksaan keamanan terhadap pengendara motor di Kolombo, Sri Lanka, Kamis (25/4).
Foto: AP Photo/Eranga Jayawardena
Tentara Angkatan Laut Sri Lanka melakukan pemeriksaan keamanan terhadap pengendara motor di Kolombo, Sri Lanka, Kamis (25/4).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengeluarkan peringatan perjalanan bagi warganya yang hendak berkunjung ke Sri Lanka. Washington menilai, ancaman serangan teroris masih berlanjut.

“Kelompok-kelompok teroris terus merencanakan kemungkinan serangan di Sri Lanka,” kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Jumat (26/4).

Baca Juga

AS mengatakan teroris dapat melancarkan serangan dengan sedikit atau bahkan tanpa peringatan. Mereka membidik lokasi wisata, pusat transportasi, pasar, pusat perbelanjaan, fasilitas pemerintah, hotel, klub, restoran, tempat ibadah, taman, lembaga pendidikan, bandara, rumah sakit, dan area publik lainnya.

Oleh sebab itu, Departemen Luar Negeri AS juga memerintahkan agar semua anggota keluarga pegawai pemerintah AS di Sri Lanka, terutama anak-anak hingga pelajar kelas 12, meninggalkan negara tersebut. Ia juga mengizinkan kepergian sukarela pegawai pemerintah AS dari Sri Lanka.

Hal itu dilakukan guna mengantisipasi terjadinya serangan teror susulan. Sebab Departemen Luar Negeri AS menyebut bahwa pihaknya memiliki kemampuan terbatas untuk menyediakan layanan darurat kepada setiap warga AS di Sri Lanka karena lingkungan keamanan.

Setidaknya 253 orang tewas akibat serangan bom yang membidik gereja dan hotel mewah di Sri Lanka pekan lalu. Insiden tersebut juga menyebabkan sekitar 500 lainnya luka-luka. ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.

Otoritas Sri Lanka telah menangkap beberapa tersangka. Mereka dilaporkan berasal dari keluarga mapan dan satu di antaranya memiliki gelar sarjana hukum. Sementara yang lainnya pernah berkuliah di Inggris dan Australia.

Aparat keamanan Sri Lanka sedang memburu 140 orang lainnya yang diyakini terlibat dalam serangan bom pekan lalu. Mereka disebut memiliki hubungan dengan ISIS.  

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement