Ahad 12 May 2019 09:15 WIB

Penyakit Anjing yang Dapat Menulari Manusia Mewabah di AS

Penyakit bakteri zoonosis tersebut menyebar melalui cairan atau air liur anjing.

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Nidia Zuraya
Anjing salah satu hewan yang berpotensi menularkan penyakit ke manusia. ilustrasi
Foto: Wikimedia
Anjing salah satu hewan yang berpotensi menularkan penyakit ke manusia. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, DES MOINES -- Departemen Kesehatan Negara Bagian Iowa, Amerika Serikat (AS) memperingatkan tentang penyakit anjing yang dapat menular ke manusia. Dokter Hewan Jeff Kaisand mengkonfirmasi sejumlah kasus brucellosis pada anjing yang berasal dari fasilitas penampungan anjing di Marion County.

"Kami sedang dalam proses memberitahu pemilik anjing yang terpapar," kata Departemen Pertanian dan Pemiliharaan Lahan Iowa dalam pernyataan mereka yang dirilis surat kabar lokal Des Moines Register, Ahad (12/5).

Baca Juga

"Baik bintang-bintangnya maupun fasilitas penampungnya sudah dikarantina sementara anjing-anjing yang terpapar tengah melakukan pemeriksaan medis," ujar  Departemen Pertanian dan Pemiliharaan Lahan Iowa menambahkan.

Departemen Kesehatan Iowa mengatakan penyakit bakteri zoonosis tersebut menyebar melalui cairan. Zoonosis artinya penyakit yang dapat ditularkan dari satu binatang ke manusia atau binatang jenis lainnya.

Menurut departemen kesehatan masyarakat tanda-tanda penyakit itu pada anjing antara lain mandul, keguguran mendadak dan anak yang dilahirkan mati. Sementara gejala yang dialami manusia seperti demam, berkeringat, nyeri senid dan lemah.

Kaisand mengatakan semua anjing kecil yang sempat ditampung di Marion County maka harus periksa dulu. Setiap pertanyaan harus diarahkan langsung ke dokter atau departemen kesehatan. Pemilik binatang peliharaan dan mereka yang sering bersentuhan dengan binatang di minta cuci tangan secara teratur.

"Ancaman bagi pemilik cenderung lebih rendah, peternak anjing, dokter hewan dan siapa pun yang berhubungan dengan darah, tisu, dan cairan selama proses melahirkan mungkin memiliki resiko yang lebih bessar dan harus segera berkonsultasi dengan dokter utama mereka," kata Kaisand.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement