Kamis 16 May 2019 09:40 WIB

Pemerintah Venezuela dan Oposisi akan Berdialog di Norwegia

Norwegia bertindak sebagai mediator perwakilan pemerintah Venezuela dan oposisi.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Kembang api dilempar demonstran antipemerintah Venezuela mendarat di dekat kendaraan lapis baja Garda Nasional Bolivarian di Caracas, Venezuela, Selasa (30/4).
Foto: AP Photo/Ariana Cubillos
Kembang api dilempar demonstran antipemerintah Venezuela mendarat di dekat kendaraan lapis baja Garda Nasional Bolivarian di Caracas, Venezuela, Selasa (30/4).

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Perwakilan pemerintah Venezuela dan oposisi melakukan perjalanan ke Norwegia untuk membahas opsi-opsi potensial. Kunjungan kedua pihak tersebut mengisyaratkan bahwa mereka mencari pendekatan baru setelah kegagalan dialog yang terus berulang di tengah meningkatnya krisis politik. 

Menurut sumber yang tidak disebutkan namanya, Menteri Informasi Venezuela Jorge Rodriguez dan Gubernur negara bagian Miranda Hector Rodriguez dari Partai Sosialis melakukan perjalanan ke Oslo. Anggota parlemen oposisi Stalin Gonzalez, bersama dengan penasihat politik Gerardo Blyde dan Fernando Martinez juga pergi ke Norwegia.

Baca Juga

Pada awal Maret, menteri luar negeri Norwegia mengatakan, pihaknya siap untuk bertindak sebagai mediator atau fasilitator pembicaraan antara pemerintah Venezuela dan oposisi. Rencananya, kedua pihak akan bertemu secara terpisah denga diplomat Venezuela. 

Dalam pidato yang disiarkan di televisi pemerintah, Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan, Jorge Rodriguez saat ini sedang menyelesaikan misi yang sangat penting di luar negeri. Namun, Maduro tidak menyebutan secara rinci mengenai misi penting yang dimaksud. 

Hingga berita ini diturunkan, Kementerian Informasi Venezuela dan Kementerian Luar Negeri Norwegia tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar. 

Pemimpin oposisi Juan Guaido pada Januari lalu menyerukan konstitusi untuk mengambil alih kepresidenan sementara, dan menyebut pemilihan ulang 2018 Maduro sebagai penipuan. Lebih dari 50 negara telah mengakui Guaido sebagai presiden sah negara itu, meskipun dia tidak mengendalikan militer atau fungsi dasar pemerintahan.

Pejabat tinggi pemerintah Venezuela mengadakan pembicaraan untuk menciptakan pemerintahan transisi. Namun, upaya-upaya itu gagal setelah oposisi menyerukan agar militer Venezuela bangkit melawan Maduro pada 30 April. Petinggi militer sejak itu telah bersumpah setia kepada Maduro, yang menggambarkan peristiwa pada 30 April sebagai plot kudeta. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement