Kamis 16 May 2019 12:37 WIB

Trump akan Berlakukan Syarat Keterampilan Bagi Imigran

Imigran ke AS disyaratkan bisa berbahasa Inggris dan punya tawaran pekerjaan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Anak-anak imigran yang ditampung dalam pusat detensi di daerah perbatasan di Amerika Serikat
Foto: Forbes
Anak-anak imigran yang ditampung dalam pusat detensi di daerah perbatasan di Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam waktu dekat akan menetapkan rencana peraturan baru soal keimigrasian guna memperketat keamanan perbatasan. Trump akan merombak sistem imigrasi hukum yang mengharuskan pelamar yang ingin masuk ke AS dapat berbahasa Inggris, berpendidikan baik, dan memiliki tawaran pekerjaan.

Hal tersebut disampaikan pejabat senior AS yang dekat dengan hal tersebut. Proposal imigrasi yang digagas Trump merupakan upaya untuk menggalang Partai Republik mengenai masalah yang kerap memecah mereka.

Baca Juga

Sementara, peluang persetujuan kebijakan oleh Kongres diprediksi masih jauh. Rencana Trump tersebut memberikan garis besar bagi Republik di mana imigrasi akan menjadi masalah utama bagi pemilihan presiden dan kongres November 2020.

Selama beberapa dekade, undang-undang imigrasi AS telah memprioritaskan imigrasi yang berbasis keluarga. Hal itu seperti dua pertiga dari semua orang yang diberikan kartu hijau setiap tahun, memiliki ikatan keluarga dengan orang-orang di AS.

Rencana Trump akan tetap menjaga imigrasi legal yang dialokasikan sebanyak 1,1 juta orang per tahun. Namun, imigrasi berbasis keluarga hanya akan menyumbang sepertiga dari itu. 

Sebaliknya, orang-orang yang memiliki keterampilan tinggi dengan pekerjaan akan diberikan prioritas, dan dapat membawa serta pasangan dan anak-anak mereka.

Hal itu akan memperkeras jalur perbatasan dengan membangun lebih banyak dinding perbatasan selatan yang diinginkan Trump. Rencana itu juga meningkatkan inspeksi barang dan orang-orang di pelabuhan masuk untuk memerangi penyelundupan narkoba. Sehingga akan mengusulkan peningkatan biaya yang dikumpulkan di perbatasan untuk membayar infrastruktur keamanan perbatasan.

"Tujuan kami dalam jangka pendek adalah untuk memastikan bahwa kami menetapkan kebijakan presiden dalam hal apa yang ia cari dari reformasi imigrasi, dan kami ingin melihat apakah kami bisa membuat Partai Republik untuk menyatukan dua pilar, yang kami pikir adalah sudut pandang yang sangat, sangat logis, sangat mainstream," kata seorang pejabat.

Pejabat anonim itu mengatakan, Trump akan menyajikan tinjauan umum rencana tersebut, dengan rincian dokumen yang akan dirilis dalam beberapa minggu mendatang. Proposal imigrasi baru itu merupakan produk besar dari pejabat senior Jared Kushner, dan Stephen Miller serta asisten ekonomi Kevin Hasset.

Setelah mempelajari sistem negara-negara lain, mereka menemukan bahwa 12 persen migrasi ke AS didasarkan pada pekerjaan dan keterampilan, dibandingkan dengan 63 persen untuk Kanada, 57 persen untuk Selandia Baru, 68 persen untuk Australia, dan 52 persen untuk Jepang.

Dengan memberikan preferensi kepada imigran yang fasih berbahasa Inggris dan dengan gelar atau pelatihan dan tawaran pekerjaan, para pejabat mengatakan, rencana itu akan memungkinkan 57 persen dari kartu hijau (yang memberikan izin tinggal permanen) didasarkan pada pekerjaan.

Rencana Trump juga mengusulkan perubahan pada proses suaka, yang menurut pemerintahan Trump banyak disalahgunakan. Hal itu akan menghasilkan 10 persen kartu hijau yang diberikan kepada imigrasi karena alasan kemanusiaan, yang menandakan turun dari 22 persen saat ini.

Ketua Kehakiman Senat Lindsey Graham mengusulkan undang-undang pada Rabu untuk berurusan dengan gelombang migran dari Amerika Tengah di perbatasan selatan AS. Hal itu menandakan perubahan yang diperlukan untuk mengatasi krisis segera.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement