Rabu 22 May 2019 16:00 WIB

Dalam 6 Bulan, 21 Ribu Wanita AS Beli Pil Aborsi Daring

Ribuan wanita AS mendapatkan pil aborsi secara online.

Rep: Rossi Handayani / Red: Nashih Nashrullah
Aborsi(ilustrasi)
Aborsi(ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Ribuan wanita Amerika Serikat (AS) telah mendapatkan pil aborsi secara daring dalam enam bulan terakhir. Tingginya angka tersebut dipicu kesulitan mengakses aborsi yang aman di lapangan.

Data yang dibagikan, mengungkapkan 21 ribu wanita meminta obat aborsi antara Oktober 2018 dan Maret tahun ini dari badan amal Aid Access. Antara sepertiga hingga setengah dari wanita yang mengajukan permintaan itu kemudian dikirim pil aborsi melalui pos.   

Baca Juga

"Kenyataan di lapangan sudah sangat menyedihkan," kata pendiri Aid Access, Rebecca Gomperts, yang menyediakan resep daring untuk pil aborsi yang dikirim ke AS melalui pos, dilansir dari The Guardian, Rabu (22/5).

Mayoritas penerima tinggal di negara-negara bagian dengan kebijakan aborsi yang tidak bersahabat. Wanita yang mendapatkan pil secara daring menggambarkan keputusasaan karena tidak dapat mengakses layanan medis yang terjangkau secara lokal. 

Beberapa mengatakan, mereka telah mempertimbangkan langkah ekstrem untuk mengakhiri kehamilan mereka. "Jika seorang wanita tidak dapat mengakses aborsi normal di AS, mereka akan melakukan apa saja untuk mengakhiri kehamilan mereka," ucap Gomperts.  

Pekan lalu, Alabama meloloskan larangan aborsi total pertama. Empat negara bagian lainnya mengeluarkan larangan pada beberapa pekan awal kehamilan, sebelum kebanyakan wanita tahu bahwa mereka hamil. Hal ini disebut mengancam hak konstitusional perempuan untuk melakukan aborsi di Amerika.    

Namun, angka-angka terbaru menunjukkan penutupan klinik, biaya keuangan yang mahal, dan persyaratan untuk konseling aborsi langsung. Lalu diikuti dengan masa tunggu telah menyebabkan penurunan drastis layanan kesehatan wanita.

"Kami berbicara tentang gagasan ini bahwa Alabama mungkin membatalkan terkait dengan Roe v Wade.  Tetapi bahkan sekarang ada begitu banyak wanita yang memiliki hak untuk melakukan aborsi tetapi mereka tidak dapat menggunakan hak itu," kata Asisten profesor di Universitas Texas di Austin, Abigail Aiken yang menganalisis data Aid Access.

Aborsi menjadi legal di 50 negara bagian AS.  Larangan aborsi di negara bagian AS merupakan upaya para juru kampanye untuk membatalkan Roe v Wade. 

Adalah keputusan Mahkamah Agung AS yang memberi perempuan hak untuk melakukan aborsi sampai pada titik di mana janin dapat hidup di luar rahim, atau sekitar 24 pekan.  

Sementara itu, sejak 2006, Gomperts telah menjalankan kegiatan 'Women on Web'. Ini memungkinkan perempuan di negara-negara dengan larangan aborsi untuk mengakhiri kehamilan melalui konsultasi daring. Pil dikirim ke wanita dari apotek yang berbasis di India.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement