Selasa 21 May 2019 15:42 WIB

Donald Trump Sebut Perang Dagang Untungkan Ekonomi AS

Perang dagang dinilai memperkuat lapangan pekerjaan dan industri baja AS.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump
Foto: AP Photo/Susan Walsh
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan perang dagang yang ia lancarkan telah memperkuat lapangan pekerjaan dan industri baja dalam negeri. Hal itu ia katakan kepada para pendukungnya di negara bagian Pennsylvania, AS. 

Perang dagang membuat Trump menghadapi jalan berliku menuju pemilihan presiden 2020. Walaupun, ia belum resmi mengumumkan akan kembali maju tapi pernyataan di hanggar bandara di Pennsylvania menandakan kampanyenya. 

Baca Juga

Di sana, ia menyerang mantan wakil presiden dan kandidat calon presiden AS dari Partai Demokrat Joe Biden. "Si tukang mengantuk Joe mengatakan ia akan maju untuk 'menyelamatkan dunia', dia akan menyelamatkan semua negara kecuali negara kami," kata Trump, Selasa (21/5). 

Trump melemparkan pernyataan yang akan ia berikan kepada pendukungnya dalam kampanye presiden 2020. Ia memuji caranya berdagang yang menurutnya membantu perekonomian AS. 

"Ketika Anda memiliki angka lapangan kerja terbaik dalam sejarah, ketika Anda memiliki angka pengangguran terendah dalam sejarah, ketika Anda mungkin memiliki perekonomian terbaik yang pernah ada, saya tidak tahu, bagaimana Anda kalah dalam pemilu, ya kan?" katanya.   

Trump telah melancarkan perang dagang berisiko tinggi dengan Cina. Kedua negara itu saling menaikkan tarif impor lawannya yang memicu kekhawatiran akan menciptakan perlambatan ekonomi global. 

Pada tahun lalu, Trump menaikkan tarif impor baja dan alumunium. Ia mengklaim langkah tersebut menyelamatkan dan menciptakan lapangan pekerjaan di pabrik-pabrik AS dan meningkatkan investasi baja di Pennsylvania. Banyak ekonom yang berpendapat keuntungan tersebut jauh lebih rendah dibandingkan kenaikan harga yang dibebankan perusahaan dan konsumen AS.  

Trump terjungkal dalam pemilihan khusus anggota House of Representative dari Pennsylvania. Salah satu dari tiga negara bagian yang disebut 'Rust Belt'. Dalam pemilihan presiden 2016 ia menang negara bagian itu di mana pemilih kerah biru kulit putih yang sebelumnya simpatisan Partai Demokrat justru memilihnya. 

Bersama Michigan dan Wisconsin, tim kampanye Trump melihat Pennsylvania menjadi kunci agar presiden AS ke-45 tetap berkuasa. Jajak pendapat yang diadakan Quinnipiac University pekan lalu menunjukan Trump tepat berada di belakang kandidat Partai Demokrat khususnya di Pennsylvania.

"Saya akan lebih sering melihat Anda tahun depan, mari menangkan negara bagian ini," kata Trump.  

Selama beberapa bulan Trump sudah menggelar acara pengumpulan dana dan tur politik untuk kembali maju dalam pemilihan presiden 2020. Tapi, ia berencana akan meluncurkan kampanyenya secara resmi pada pertengahan bulan Juni mendatang, tepat empat tahun ia mengumumkan maju sebagai kandidat presiden. 

Sumber kantor berita Reuters mengatakan tampaknya Trump akan menggelar tur politik ke Florida pada 15 Juni. Tim kampanye Trump menolak berkomentar tentang hal itu. 

Pada pemilihan 2016, Trump menang di Florida yang ia anggap sebagai rumah keduanya. Tapi seperti kasus negara bagian lainnya dalam pemilu 2020 menandatang Trump menghadapi medan perang di sana karena belum dapat dipastikan ia kembali menang di sana.    

Diam-diam tim kampanye Trump mengungkapkan kekhawatiran mereka di Pennsylvania, Michigan, dan Wisconsin. Pada 2016, tiga negara bagian itu yang memenangkan Trump tapi kini salah satu sumber yang dekat dengan tim kampanye Trump melihat tiga negara bagian itu 'menyusahkan'. 

"Mereka sadar dengan fakta mereka punya masalah, mereka memiliki basis massa simpatisan Partai Republik tapi banyak pemilih independen yang memberikan mereka margin kemenangan di negara-negara bagian itu tidak berjalan baik," kata sumber tersebut. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement