Rabu 17 Jan 2018 12:16 WIB

Jepang Keluarkan Peringatan Salah Soal Peluru Kendali Korut

Warga Jepang melakukan latihan evakuasi pertama di Kota Oga, Perfektur Akita pada 17 Maret 2017. Latihan tersebut didasarkan pada skenario rudal Korut mendarat di perairan Jepang.
Foto: Kyodo
Warga Jepang melakukan latihan evakuasi pertama di Kota Oga, Perfektur Akita pada 17 Maret 2017. Latihan tersebut didasarkan pada skenario rudal Korut mendarat di perairan Jepang.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Penyiaran umum Jepang NHK mengeluarkan peringatan salah pada Selasa (16/1) yang mengatakan Korea Utara tampaknya meluncurkan peluru kendali dan mendesak warga berlindung. NHK memperbaiki kesalahan tersebut dalam hitungan menit.

Kesalahan tersebut terjadi pada saat menegangkan di wilayah tersebut, menyusul uji nuklir terbesar Korut hingga September dan penyataannya pada November mereka berhasil menguji peluru kendali balistik antarbenua jenis baru, yang dapat menjangkau seluruh daratan Amerika Serikat.

Pyongyang sering mengancam menghancurkan Jepang dan AS. Namun, tidak ada laporan tentang kepanikan atau gangguan lain menyusul laporan NHK itu. Kebingungan serupa menyebabkan kepanikan di negara bagian AS, Hawaii pada akhir pekan lalu.

NHK pada pukul 18.55 di lamannya mengatakan, "Korut tampaknya telah meluncurkan misil... Pemerintah mendesak masyarakat untuk berlindung di dalam gedung atau di bawah tanah." Peringatan sama dikirimkan ke pengguna telepon seluler dari layanan berita dalam jaringan NHK.

Dalam lima menit, siaran tersebut mengeluarkan pesan lain di lama web untuk mengoreksi informasi yang dikeluarkannya sendiri dan mengatakan tidak ada peringatan pemerintah, yang disebut "J-alert", yang telah dikeluarkan.

"Ini terjadi karena peralatan untuk mengirim berita ke Internet telah dioperasikan dengan tidak benar. Kami sangat menyesal," ujar seorang penyiar NHK pada program berita pukul 21.00, sambil membungkuk dalam pada permintaan maafnya.

Pada Sabtu lalu, peringatan palsu selama latihan pertahanan sipil menyebabkan kepanikan di seluruh Hawaii. Juru bicara badan penanganan kedaruratan negara bagian tersebut menghubungkan peristiwa itu dengan salah pengambilan keputusan dan kekurangan perhitungan mengenai keamanan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement