Sabtu 27 Jan 2018 07:38 WIB

Amerika Jatuhkan Sanksi Terhadap 6 Gerilyawan Pakistan

Amerika tuduh Pakistan memberikan perlindungan kepada pemberontak.

Taliban di Afganistan (ilustrasi).
Foto: aljazirah
Taliban di Afganistan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat telah menjatuhkan sanksi terhadap enam orang yang terkait dengan jaringan Taliban Afghanistan dan Haqqani pada Kamis (25/1). Sanksi tersebut dijatuhkan kurang dari sebulan setelah Presiden Donald Trump memerintahkan pemotongan besar-besaran bantuan keamanan ke Pakistan karena kegagalannya menindak gerilyawan.

Langkah kontra terorisme yang diumumkan oleh Departemen Keuangan Amerika Serikat telah melarang dua warga Pakistan dan empat warga Afghanistan yang tinggal di Pakistan mengakses sistem keuangan Amerika Serikat. Meskipun tidak mungkin menimbulkan banyak masalah untuk targetnya, langkah tersebut selanjutnya menekankan kefrustrasian Washington kepada Islamabad yang dituduh memberikan perlindungan dan bantuan lainnya kepada kelompok pemberontak.

Dalam sebuah cicitannya yang mengejutkan pada awal tahun, Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat telah "dengan bodohnya" memberi Pakistan bantuan lebih dari 33 miliar dolar. "Mereka tidak memberikan apa-apa selain kebohongan dan kebohongan, dengan memikirkan pemimpin kita sebagai orang bodoh. Mereka memberi perlindungan yang aman kepada teroris yang kita cari di Afghanistan, dengan sedikit bantuan. Tidak boleh lagi! "

Pengumuman tersebut membuat pejabat Amerika Serikat berebut untuk menangguhkan bantuan keamanan, yang kemudian diperkirakan mencapai sekitar dua miliar dolar, kepada sekutu bersenjata nuklir itu.

Kebijakan itu membuat marah para pejabat Pakistan. Komite Keamanan Nasional dari pemimpin senior sipil dan militer mencela keputusan itu sebagai "benar-benar tidak bisa dimengerti." 

Duta Besar Amerika Serikat David Hale dipanggil oleh kementerian luar negeri untuk memberikan penjelasan. Pakistan adalah gerbang penting untuk pasokan militer Amerika Serikat yang diperuntukkan ke Amerika Serikat dan pasukan lainnya yang memerangi perang yang telah berlangsung selama 16 tahun di negara tetangga Afghanistan yang terkurung daratan.

Seorang pejabat senior pemerintahan Trump, yang berbicara tanpa menyebutkan identitasnya, mengatakan pada 5 Januari bahwa Washington berharap penangguhan bantuan tersebut cukup untuk mengkomunikasikan keprihatinannya kepada Islamabad.

Pejabat tersebut memperingatkan bahwa pembekuan juga bukan satu-satunya langkah yang harus dilakukan oleh Amerika Serikat pada negara tersebut - yang menunjukkan bahwa Washington mungkin merujuk pada tindakan lain, jika diperlukan.

"Kami mempertimbangkan banyak hal yang berbeda, bukan hanya masalah bantuan (keuangan)," kata pejabat tersebut.

Amerika Serikat telah lama menyalahkan Pakistan sebagai surga para petempur militan yang memperpanjang perang di Afghanistan, memberi pemberontak, termasuk dari jaringan Haqqani, sebuah tempat untuk merencanakan serangan dan membangun kembali pasukannya.

"Kami tidak bisa mengabaikan tempat-tempat beflindung itu jika kita ingin membuat kemajuan di Afghanistan," kata pejabat tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement