Kamis 08 Feb 2018 17:35 WIB

Korut Tegaskan tidak Ada Dialog dengan AS

Kunjungan Wapres AS dan petinggi Korut di Korsel sempat mencuatkan harapan dialog.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Budi Raharjo
Suasana venue olahraga ski Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang, Korea Selatan.
Foto: AP Photo/Charlie Riedel
Suasana venue olahraga ski Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang, Korea Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID,SEOUL -- Korea Utara tidak berniat untuk bertemu dengan pejabat AS selama Olimpiade Musim Dingin yang dimulai di Korea Selatan pada hari Jumat (9/2), media pemerintah melaporkan. Hal ini meredam harapan Olimpiade akan membantu menyelesaikan kebuntuan yang tegang mengenai program senjata nuklir Korea Utara.

Wakil Presiden AS Mike Pence, yang menggambarkan Korut sebagai rezim paling kejam di dunia pada hari Rabu (7/2) terbang ke Korsel pada hari Kamis (8/2). Kunjungan itu menjelang upacara pembukaan di resor pegunungan Pyeongchang, hanya 80 km (50 mil) dari perbatasan bersenjata dengan Korut yang tertutup.

Upacara tersebut juga akan dihadiri oleh delegasi senior pejabat Korut, termasuk adik perempuan pemimpin Kim Jong Un dan kepala nominal negara Korut, Kim Yong Nam. Saudari Kim Jong Un, Kim Yo Jong, dan anggota rombongan lainnya akan melakukan perjalanan dengan pesawat jet pribadi ke Bandara Internasional Incheon Seoul pada hari Jumat sore, Korea Utara menginformasikan Korea Selatan pada hari Kamis (8/2), dilansir di Reuters.

"Kami tidak pernah memohon untuk berdialog dengan AS sekarang maupun di masa depan juga," ujar Jo Yong Sam, direktur jenderal departemen luar negeri Korea Utara, kementerian luar negeri dikutip oleh kantor berita Korut, KCNA.

"Secara eksplisit, kami tidak memiliki niat untuk bertemu dengan tim AS selama berada di Korsel. Kunjungan delegasi kami ke Korsel hanya untuk ambil bagian dalam Olimpiade dan berhasil mempertahankan keberhasilannya."

Pence mengatakan AS tidak meminta pembicaraan dengan pejabat Korut, namun membiarkan kemungkinan adanya kontak. "Tapi jika saya memiliki kontak dengan mereka, dalam konteks apapun, dalam dua hari ke depan, pesan saya akan sama seperti di sini hari ini: Korut perlu, sekali dan untuk selamanya, meninggalkan ambisi rudal nuklir dan balistiknya," kata Pence kepada wartawan saat ia meninggalkan Jepang.

Korsel ingin menggunakan Olimpiade untuk kembali terlibat dengan Korut dan membuka jalan bagi perundingan untuk menyelesaikan salah satu krisis paling berbahaya di dunia, di mana Presiden AS Donald Trump dan Pyongyang telah menukar ancaman perang nuklir.

Pence telah mengatakan setelah bertemu Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di Tokyo pada hari Rabu (7/2) bahwa Washington akan segera mengungkap sanksi ekonomi terberat dan paling agresif terhadap Korea Utara yang pernah ada.

Di Beijing, Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan kepada wartawan bahwa China melihat Olimpiade sebagai langkah pertama menuju dialog "'sehari-hari, tanpa gangguan'. "Semua pihak, bukan hanya dua Korea, yang perlu bekerja keras dan dialog antara AS dan Korut harus diperluas agar hal ini terjadi," kata Wang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement