Rabu 28 Feb 2018 17:39 WIB

Korsel: Sanksi Bukan untuk Meruntuhkan Korut

Utusan Korut menolak sanksi.

Citra satelit yang menunjukkan lokasi reaktor nuklir Korea Utara (Korut) Yongbyon.
Foto: reuters
Citra satelit yang menunjukkan lokasi reaktor nuklir Korea Utara (Korut) Yongbyon.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Dalam konferensi pelucutan senjata PBB, Selasa (27/2), Menteri Luar Negeri Korea Selatan Kang Kyung-wha mengatakan sanksi terhadap Korea Utara bertujuan memberikan tekanan meninggalkan ambisi nuklirnya, bukan untuk meruntuhkan negara tersebut.

Namun, utusan Korea Utara yang hadir dalam pertemuan itu menolak sanksi tersebut karena tidak efektif dan mengatakan rencana Seoul dan Washington melanjutkan pelatihan militer gabungan akan membahayakan upaya positif antar-Korea.

"Sanksi tidak berakhir pada diri mereka dan tidak untuk meruntuhkan Korea Utara, tapi untuk membuatnya mengerti masa depannya tidak terletak pada senjata nuklir melainkan bekerja sama dengan masyarakat global menuju pelucutan," kata Kang.

"Pesan kami adalah Korea Utara harus mengambil keputusan tepat dan kami siap bekerja sama menuju masa depan lebih cerah dan makmur untuk Korea Utara," kata Kang kepada forum Jenewa tersebut.

Duta Besar Korea Utara Han Tae Song menuduh AS terlibat dalam tindakan berbahaya yang mengancam hubungan antar-Korea yang telah membaik sejak Olimpiade di Pyeongchang, Korea Selatan. "AS harus sadar sanksi dan tekanan tidak akan pernah mengancam kami dan tidak pernah berpengaruh," kata Han.

Han mendesak pemerintah Trump menghentikan semua provokasi yang meningkatkan ketegangan, termasuk pengerahan aset nuklir di sekitar semenanjung Korea, serta latihan militer gabungan yang ia katakan merusak keamanan dan perdamaian regional. Duta Besar Pelucutan Senjata ASA Robert Wood mengatakan kepada forum Washington tidak akan pernah mengakui Korea Utara sebagai negara senjata nuklir.

"Jadi mereka perlu menghentikan permintaan ini, karena itu tidak akan terjadi," katanya.

Sebaliknya, Korea Utara harus menanggapi tuntutan masyarakat internasional agar menghentikan program senjata yang dilarang. Wakil Menteri Luar Negeri Jepang Manabu Horii juga memberikan komentar keras, yang mengatakan uji nuklir Korea Utara dan peluncuran rudal balistik tidak dapat diterima.

"Kita seharusnya tidak dibutakan oleh serangan Korea Utara," katanya, mengacu pada kesertaannya di Olimpiade Musim Dingin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement