Sabtu 10 Mar 2018 10:16 WIB

Biksu Sri Lanka Dampingi Muslim Saat Shalat Jumat

Biksu Sri Lanka juga menggelar aksi diam di Ibu Kota Kolombo.

Rep: Rizkyan Adhiyuda/ Red: Reiny Dwinanda
Aparat keamanan berjaga di dekat rumah yang dirusak massa akibat kerusuhan berbau SARA di Srilanka.
Foto: Reuters
Aparat keamanan berjaga di dekat rumah yang dirusak massa akibat kerusuhan berbau SARA di Srilanka.

REPUBLIKA.CO.ID, COLOMBO -- Biksu Buddha menunjukkan solidaritasnya terhadap Muslim Sri Lanka menyusul kekerasan oleh kelompok Buddha Sinhala yang terjadi di pusat distrik Kendy pekan lalu. Mereka mengunjungi masjid untuk mendampingi umat Islam yang akan menunaikan ibadah shalat Jumat.

Para Biksu hadir ke masjid untuk menunjukkan solidaritasnya terhadap umat Islam yang dilanda kekhawatiran saat hendak melaksanaan shalat Jumat. Kekhawatiran itu muncul di tengah adanya pandangan kegagalan pasukan keamanan untuk melakukan tindakan terhadap massa yang melakukan perampokan. 

Di hari yang sama, ratusan biksu bersama sejumlah aktivis di Sri Lanka menggelar aksi bisu di Ibu Kota Kolombo untuk menentang penyebaran kekerasan komunal atau lintas agama di negaranya. Para biksu bersama sejumlah lapisan masyarakat mengecam kekerasan yang terjadi di dalam dan sekitar pusat kota Kandy.  Mereka berpendapat hal tersebut berpotensi memecah belah persatuan bangsa. 

Seperti dilansir laman Aljazirah, Sabtu (10/3), sedikitnya dua orang tewas dalam peristiwa tersebut. Pemerintah Sri Lanka lantas mendeklarasikan situasi darurat nasional selama 10 hari pada Selasa (6/3) menyusul insiden itu. Masa darurat ini akan digunakan untuk mengendalikan penyebaran kekerasan yang terjadi.

Aparat yang melakukan ivestigasi lantas mengatakan telah menangkap sembilan tersangka yang diduga berada di balik gelombang serangan anti-Muslim oleh kelompok garis keras Buddha Sinhala. Kepolisian mengamankan Amith Jeewan Weerasinghe yang dinilai sebagai provokator gerakan anti-Muslim.

Juru bicara kepolisian Ruwan Gunasekara mengatakan, Amith merupakan anggota sebuah kelompok bernama Mahason Balakaya. Kelompok ini telah menerbitkan video yang berisi pidato kebencian yang ditujukan terhadap umat Islam.

Kekerasan komunal diduga dimulai ketika seorang pria dari etnis mayoritas Sinhala dipukuli sampai mati oleh pria Muslim karena kecelakaan lalu lintas di kota Teledeniya di Kandy. Keesokan harinya, ratusan umat Buddha Sinhala berkumpul di distrik tersebut dan menyerang puluhan tempat usaha Muslim, rumah, dan masjid. Banyak bangunan dibakar dalam penyerangan itu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement