Jumat 16 Mar 2018 15:03 WIB

RI-Australia Siap Bantu Myanmar Tuntaskan Masalah Rohingya

RI-Australia membicarakan langkah untuk membantu Myanmar dan Bangladesh.

Dialog Indonesia-Australia 2+2 yang dihadiri oleh Menlu dan Menhan dari kedua negara. Menlu RI Retno Marsudi bersama dengan Menhan Ryamizard Ryacudu membahas kerjasama sejumlah hal dengan Menlu Australia Julie Bishop dan Menhan Australia Marise Payne, di Sydney, Australia, Jumat (16/3).
Foto: Stevy Maradona/ Republika
Dialog Indonesia-Australia 2+2 yang dihadiri oleh Menlu dan Menhan dari kedua negara. Menlu RI Retno Marsudi bersama dengan Menhan Ryamizard Ryacudu membahas kerjasama sejumlah hal dengan Menlu Australia Julie Bishop dan Menhan Australia Marise Payne, di Sydney, Australia, Jumat (16/3).

REPUBLIKA.CO.ID, Laporan wartawan Republika, Stevy Maradona dari Australia.

SYDNEY -- Situasi terkini Rohingya dan Rakhine, Myanmar, mendapat sorotan di pertemuan antarmenteri luar negeri Indonesia-Australia. Pertemuan yang berlangsung Jumat (16/3) pagi di Sydney, Australia, itu secara umum membahas soal situasi kawasan Indo Pasifik, kerja sama kedua negara, dan isu-isu internasional.

Seperti dilaporkan wartawan Republika dari Sydney, Stevy Maradona, Menlu Indonesia Retno Marsudi mengatakan, kedua pemerintahan berbicara mengenai langkah-langkah untuk membantu Myanmar dan Bangladesh. "Terutama sekarang adalah untuk masalah kemanusiaan," kata Retno.

Indonesia dan Australia, sambung dia, sama-sama sudah memberikan bantuan ke para pengungsi Rohingya. Menurut badan pengungsi PBB, saat ini ada lebih dari 400 ribu pengungsi Rohingya yang tinggal sementara di sejumlah titik di perbatasan antara Myanmar dan Bangladesh.

(Baca Juga: RI-Australia Sepakati Rencana Aksi Maritim Bersama)

Retno menegaskan, kedua negara sepakat bukan sekadar menyelesaikan masalah kemanusiaan para pengungsi, tetapi juga masalah kebijakan internal Myanmar terhadap Rohingya. "Bagaimana kita bisa membantu untuk menyelesaikan secara jangka panjang," kata dia.

Situasi di Rakhine memang jauh dari tuntas. Dalam perkembangan terakhirnya disebutkan, Pemerintah Myanmar meratakan perumahan warga Rohingya di sejumlah titik. Aksi ini mendapat kecaman dari sejumlah pihak. Namun, dibantah pihak Myanmar.

photo
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi bersama dengan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop usai penandatanganan kesepakatan bersama terkait sektor maritim di Sydney, Australia.

Menurut versi yang berbeda, penghancuran rumah warga Rohingya adalah langkah untuk mendirikan permukiman baru untuk pengungsi. Proyek ini dilakukan dengan bantuan kontraktor Jepang dan Cina. Untuk membangun permukiman baru, mereka harus meratakan permukiman yang lama.

Pemerintah Myanmar juga mendapat sorotan dari badan HAM PBB terkait temuan terbaru mereka. Dalam temuan ini dijabarkan bahwa pengusiran Rohingya diperparah karena menggunakan media sosial seperti Facebook. Militer Myanmar juga dilaporkan sengaja menelantarkan dan membuat kelaparan warga Rohingya agar segera angkat kaki dari Rakhine.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement