Selasa 03 Apr 2018 16:13 WIB

Kapal Pengungsi Rohingya Tiba di Malaysia

Kamp pengungsi di Bangladesh penuh sesak.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Pengungsi Rohingya di Bangladesh
Foto: BPMI
Pengungsi Rohingya di Bangladesh

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Sebuah kapal yang membawa puluhan pengungsi Rohingya dari Myanmar telah tiba di Malaysia, pada Selasa (3/4). Menurut otoritas maritim Malaysia, warga minoritas Muslim tanpa kewarganegaraan tersebut akan diizinkan untuk memasuki negara itu.

Kepala Angkatan Laut Malaysia Ahmad Kamarulzaman Ahmad Badaruddin mengatakan kapal berpenumpang 56 warga Rohingya dicegat oleh otoritas maritim Malaysia di dekat Pulau Langkawi. "Semuanya berjumlah 56 penumpang, kebanyakan anak-anak dan perempuan. Mereka aman tetapi dalam keadaan lelah dan lapar. Kapal dan penumpangnya akan diserahkan ke pihak imigrasi," kata Ahmad, dikutip The Guardian.

Kedatangan mereka diduga dipicu oleh kondisi kamp pengungsian di Bangladesh yang penuh sesak. Hampir 700 ribu warga Rohingya telah mencari perlindungan di Bangladesh selatan sejak tentara Myanmar melancarkan operasi brutal pada Agustus lalu di Negara Bagian Rakhine.

Angkatan Laut dan penjaga pantai Malaysia telah meningkatkan patroli di daerah perairan itu, setelah kapal pengungsi Rohingya tersebut menepi sebentar di sebuah pulau di lepas pantai barat Thailand pada Ahad (1/4). Para penumpangnya mengatakan mereka sedang dalam perjalanan ke Malaysia.

Setelah pemerintah Thailand memberangus jaringan perdagangan manusia regional pada 2015, beberapa migran Rohingya masih mencoba melakukan perjalanan ke selatan dengan kapal. Hal itu membuat ribuan migran terpaksa terombang-ambing di perairan terbuka atau terdampar di hutan.

Banyak warga Rohingya yang terjerat dalam krisis di dalam kapal pada 2015, yang berakhir di Malaysia atau Indonesia yang berpenduduk mayoritas Muslim. Thailand tunduk pada kebijakan untuk tidak menerima kapal pengungsi.

Saat ini ada hampir 70 ribu pengungsi dan pencari suaka Rohingya yang tinggal di Malaysia, menurut statistik terbaru dari badan pengungsi PBB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement