Jumat 13 Apr 2018 04:45 WIB

UNHCR Nilai Myanmar tak Siap Terima Rohingya

Keadaan di Myanmar belum memungkinkan untuk kepulangan pengungsi.

Puluhan pengungsi rohingya antre mengambil bantuan di Kamp Pengungsian Jamtoli, Cox Bazar, Bangladesh.
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Puluhan pengungsi rohingya antre mengambil bantuan di Kamp Pengungsian Jamtoli, Cox Bazar, Bangladesh.

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebut kunjungan menteri Myanmar ke Bangladesh untuk bertemu Muslim Rohingya sebagai upaya membangun kepercayaan diri.

Menteri Kesejahteraan Sosial Myanmar Win Myat Aye yang memimpin upaya pemulihan di negara bagian bermasalah Rakhine di Myanmar barat, pada Rabu (11/4) menyatakan pemulangan sekitar 50 pengungsi Rohingya di Bangladesh adalah prioritas tertinggi.

Tapi, Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) pada Kamis menyatakan Myanmar belum siap. "Keadaan di Myanmar belum memungkinkan untuk kepulangan pengungsi secara sukarela, aman, bermartabat dan berkelanjutan," katanya pernyataannya, dengan menambahkan tanggung jawab tetap ada pada pemerintah untuk menciptakan keadaan seperti itu.

Menurut pejabat badan dunia itu, hampir 700r ribu orang Rohingya lari ke Bangladesh dari Rakhine untuk menghindari penumpasan oleh tentara sejak Agustus, di tengah laporan tentang pembunuhan, pemerkosaan dan pembakaran oleh pasukan Myanmar dan pegaris keras Buddha, yang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa diibaratkan pembersihan suku.

Myanmar, yang sebagian besar penduduknya beragama Buddha, menolak tuduhan itu, dengan mengatakan pasukan keamanan melancarkan penumpasan sah atas pemberontakan pada 25 Agustus sebagai tanggapan terhadap serangan petempur Rohingya. Pengungsi itu tinggal di kampung sempit di pelabuhan Cox's Bazar dan Bangladesh menginginkan mereka segera pulang, terutama karena musim hujan segera datang, yang diperkirakan menjadi penyebab utama kehancuran di kampung mereka tersebut.

UNHCR menyeru Myanmar memberikan jalan tanpa hambatan di Rakhine menilai keadaan dan memantau kepulangan serta keutuhan kembali pengungsi jika dan ketika mereka kembali secara sukarela.

Dengan mengakui ketidakpercayaan dan ketakutan warga Rohingya Myanmar, Win Myat Aye pada Rabu meminta kelompok pengungsi itu meninggalkan masa lalu dan bersiap pulang, menjanjikan desa baru akan dibangun dengan rumah sakit dan sekolah. Tapi, beberapa pengungsi mengatakan khawatir untuk pulang karena takut akan penganiayaan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement