Kamis 19 Apr 2018 18:03 WIB

Presiden Korsel: Korut Ingin Semenanjung Korea tanpa Nuklir

Kesepakatan dua Korea dinilai tidak akan sulit dicapai.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Nur Aini
Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in.
Foto: REUTERS/Jung Yeon-Je
Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara mengungkapkan keinginannya untuk menyelesaikan penghapusan penggunaan senjata nuklir di Semenanjung Korea. Presiden Korea Selatan Moon Jae-in juga mengatakan Korea Utara tidak menuntut hal lain yang memberatkan, seperti misalnya tentara Amerika Serikat yang harus pergi lebih dulu dari Korsel.

Moon mengatakan, gambaran besar dari kesepakatan tentang normalisasi hubungan antara kedua Korea dan AS seharusnya tidak sulit untuk dicapai. Pertemuan antara Korut dan Korsel ataupun dengan AS adalah upaya untuk mengendalikan nuklir dan program misil milik Korut.

"Korea Utara mengekspresikan keinginan untuk menghentikan penggunaan senjata nuklir," kata Moon, dilansir di Voice of America, Kamis (19/4).

Moon mengungkapkan hal yang diinginkan Korut sejauh ini hanyalah menghentikan permusuhan antara kedua negara dan disambung dengan jaminan keamanan. "Mereka tidak menambahkan syarat yang tidak bisa diterima Amerika, seperti perginya tentara AS dari Korea Selatan," kata dia.

Pada Rabu lalu, Korea Selatan mengumumkan mereka sedang mempertimbangkan bagaimana mengubah gencatan senjata yang telah berlangsung selama satu dekade dengan Korut. Negeri Gingseng tersebut juga sedang memersiapkan Konverensi Tingkat Tinggi (KTT) antara Utara dan Selatan pada bulan ini.

Kedua negara secara teknis masih berperang karena konflik 1950-1953. Konflik tersebut tidak pernah berakhir dengan perdamaian dan hanya diakhiri dengan perjanjian gencatan senjata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement