Sabtu 21 Apr 2018 21:14 WIB

Korut Janji Hentikan Uji Nuklir, Warga Korsel Ragu

Warga Korsel hidup beberapa dasawarsa di bawah ancaman perang dengan Korut.

Salah satu reaktor nuklir di Korea Selatan
Foto: AP
Salah satu reaktor nuklir di Korea Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pengumuman Korea Utara (Korut) untuk menghentikan uji nuklir dan peluru kendalinya disambut keraguan warga Korea Selatan (Korsel), Sabtu (21/4).

Korut segera menangguhkan uji nuklir dan peluru kendali serta mengosongkan tempat percobaan nuklirnya guna mengejar pertumbuhan ekonomi dan perdamaian, kata media pemerintah Korut. Namun, di Korsel, banyak warga menyatakan ragu tentang kesungguhan pengumuman tersebut dan menekankan akan kehati-hatian.

"Pernyataan itu hanyalah pernyataan," kata mahasiswa Kim Han-nuri (23 tahun) di pusat kota Seoul pada pagi cerah musim semi.

"Kecuali ada perubahan dalam sistem kediktatorannya, saya tidak berpikir kita dapat sepenuhnya mempercayai apa pun yang dikatakan Korut karena Korut bukanlah negara yang normal ... Saya tidak percaya kita dapat membangun hubungan diplomatik yang normal dan keselamatan kita tidak dapat dijamin," katanya.

Warga Korsel hidup beberapa dasawarsa di bawah ancaman perang dengan tetangga mereka itu, yang bermusuhan dan bersenjata nuklir. Mereka juga telah melihat beberapa dorongan sebelumnya untuk rekonsiliasi, yang membangkitkan harapan perdamaian hanya untuk berakhir dengan kembali ke dalam situasi pahit.

Jajak pendapat menunjukkan warga Korsel menjadi semakin tidak peduli terhadap ancaman perang, dengan kekhawatiran yang lebih besar menjadi masalah yang lebih duniawi, seperti pekerjaan dan tekanan yang telah menyertai perkembangan cepat Korsel sejak 1950-an.

Politikus liberal Moon Jae-in memenangkan pemilihan presiden tahun lalu, menjanjikan pendekatan moderat ke Korut dengan tujuan menghidupkan kembali perjanjian "kebijakan sinar matahari". Namun, tidak ada yang memperkirakan kecepatan hubungan membaik sejak pemimpin Korut Kim Jong-un membuat pidato perdamaian Tahun Baru pada akhir tahun lalu, setelah berbulan-bulan ketegangan meningkat tajam atas kegiatan persenjataannya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement