Rabu 25 Apr 2018 14:08 WIB

Polisi Pastikan Pembunuh Ilmuwan Palestina Masih di Malaysia

Batsh merupakan anggota Hamas yang juga dosen di Universitas Kuala Lumpur.

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
Foto handout yang dibuat pada 21 April 2018 oleh Humanitarian Care Malaysia (MyCARE) menunjukkan seorang ilmuwan Palestina, Fadi Mohammad al-Batsh (35 tahun). Al-Batsh dilaporkan tewas dalam penembakan sepeda motor, di Kuala Lumpur, Malaysia pada 21 April 2018.
Foto: EPA-EFE
Foto handout yang dibuat pada 21 April 2018 oleh Humanitarian Care Malaysia (MyCARE) menunjukkan seorang ilmuwan Palestina, Fadi Mohammad al-Batsh (35 tahun). Al-Batsh dilaporkan tewas dalam penembakan sepeda motor, di Kuala Lumpur, Malaysia pada 21 April 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Kepolisian Malaysia memastikan pelaku pembunuhan warga Palestina, Fadi al-Batsh masih berada di Malaysia. Hal itu disampaikan kepolisian saat merilis gambar terbaru dari salah seorang pelaku.

Dalam foto terbaru tersebut salah satu pelaku berkulit putih dengan rambut gelap dan bergelombang. Ia juga memiliki jenggot.

Inspektur Jenderal Polisi Mohamad Fuzi Harun mengatakan sebuah sepeda motor Kawasaki ditemukan di sebuah danau dekat lokasi kejadian. Jarak danau ke TKP sekitar sembilan menit. Dari lokasi itulah polisi dapat melacak foto salah satu pelaku.

Menurut Mohamad Fuzi, para pelaku diyakini memasuki Malaysia pada akhir Januari lalu. Namun pihak kepolisian masih belum mengetahui warga negara para pelaku serta asal negara keberangkatan mereka.

"Kami yakin para tersangka masih berada di negara ini. Kami belum mengidentifikasi mereka, tetapi kami menduga bahwa mereka menggunakan identifikasi palsu baik ketika memasuki negara atau ketika mereka berada di sini," katanya.

Mohamad Fuzi mengatakan pembunuhan itu dilakukan oleh orang yang sangat profesional. Namun ia menolak berkomentar lebih jauh terkait keterlibatan Israel Mossad atau pembunuh bayaran dalam insiden tersebut.

Pihak berwenang pada awalnya merilis foto-foto para pelaku pada Senin lalu. Foto itu diperoleh berdasarkan keterangan saksi. Pelaku memiliki ciri fisik menyerupai Timur Tengah atau Eropa dengan tinggi sekitar 180 cm.

Wakil Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi pada Sabtu lalu mengatakan para pelaku diyakini orang Eropa yang memiliki hubungan dengan agen intelijen asing.

Hamas menuduh agen mata-mata Israel Mossad membunuh Batsh. Menurut Hamas, Batsh merupakan anggota kelompok mereka. Israel menolak tuduhan Hamas.

Batsh adalah seorang dosen di Universitas Kuala Lumpur. Ia ditembak oleh dua pria yang mengendarai sepeda motor di luar gedung apartemennya.

Batsh ditembak sebanyak 14 kali. Ia langsung tewas di tempat kejadian. Pemeriksaan forensik menemukan bahwa korban meninggal karena luka di kepala dan tubuhnya.

"Kami akan mengirimkan beberapa peluru yang dikumpulkan ke ahli analisis kami untuk menentukan jenis senjata apa yang digunakan dalam pembunuhan keji ini," kata Mohamad Fuzi.

Duta besar Palestina untuk Malaysia Anwar Al Agha mengatakan jasad Batsh akan dibawa ke Gaza melalui Kairo, Mesir pada Rabu malam setelah upacara pemakaman di Kuala Lumpur. Mossad telah dituduh melakukan beberapa pembunuhan besar-besaran yang melibatkan warga Palestina di seluruh dunia, meskipun Israel secara konsisten membantah tuduhan tersebut.

Agen mata-mata itu dituduh mengeksekusi pembunuhan komandan militer Hamas Mahmoud al-Mabhouh di kamar hotelnya di Dubai pada 2010. Pada 2016, Hamas menyalahkan Mossad atas pembunuhan seorang warga Tunisia yang merupakan salah satu ahli drone-nya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement