Jumat 18 May 2018 09:40 WIB

Turki Kirim Bantuan untuk Muslim Rohingya Selama Ramadhan

Turki mengirimkan paket makanan kepada 5.000 keluarga di pengungsian.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Friska Yolanda
Imigran gelap etnis rohingya asal Myanmar beraktivitas di penampungan darurat komplek Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Cot Gapu, Kabupaten Bireuen, Aceh, Sabtu (28/4).
Foto: Antara/Rahmad
Imigran gelap etnis rohingya asal Myanmar beraktivitas di penampungan darurat komplek Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Cot Gapu, Kabupaten Bireuen, Aceh, Sabtu (28/4).

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Sejumlah kelompok amal Turki akan mengirimkan bantuan bagi ribuan penduduk Rohingya di Myanmar dan Bangladesh selama Ramadhan. Badan Koordinasi dan Kerjasama Turki (TIKA) berencana untuk mengirimkan paket makanan kepada 5.000 keluarga yang tinggal di kamp-kamp pengungsian dan di desa-desa di negara bagian Rakhine di Myanmar.

Dilansir di World Bulletin, Jumat (18/5), lembaga tersebut juga akan mendirikan tenda untuk melayani iftar (berbuka puasa) atau makanan cepat saji, bagi 30 ribu pengungsi Rohingya di Bangladesh. Tidak hanya itu, TIKA juga akan memasok kelompok terpisah dari 30 ribu orang dengan paket makanan yang berisi garam, gula, biskuit, buah kesemek, teh, bawang, kentang, merica dan buncis, serta barang-barang perawatan pribadi.

Lembaga ini juga akan mendirikan tempat penampungan baru bagi 180 keluarga di Rakhine. Di samping TIKA, lembaga lain Turkiye Diyanet Foundation (TDV) akan mendistribusikan lebih dari 6.000 paket makanan untuk warga Rohingya di Myanmar dan menyediakan makanan berbuka puasa bagi 5.000 keluarga. TDV merupakan organisasi amal Direktorat Urusan Agama Turki. Yayasan ini juga berencana untuk mengirimkan 10 paket makanan dan menyajikan makanan berbuka puasa bagi 13 ribu warga Rohingya di kamp pengungsian di distrik Cox-Bazaar di Bangladesh.

Sementara itu, Perhimpunan Bulan Sabit Merah Turki akan memberikan paket makanan dan produk perawatan pribadi bagi 2.000 keluarga di Bangladesh setiap pekannya selama Ramadhan. Organisasi ini juga akan mengelola dua makanan berbuka puasa di Cox Bazaar.

Sejak 25 Agustus 2017, sekitar 750 ribu warga Rohingya yang kebanyakan anak-anak dan wanita, melarikan diri dari Myanmar. Menurut Amnesty International, mereka menyeberang ke Bangladesh setelah pasukan militar Myanmar melancarkan tindakan kekerasan terhadap komunitas minoritas Muslim.

Menurut Doctors Without Borders, setidaknya sebanyak 9.000 penduduk Rohingya tewas di negara bagian Rakhine mulai dari 25 Agustus hingga 24 September lalu. Dalam laporan yang diterbitkan pada 12 Desember lalu, organisasi kemanusiaan global mengatakan kematian dari 71,7 persen atau 6.700 orang Rohingya disebabkan oleh kekerasan. Mereka termasuk 730 anak-anak di bawah usia 5 tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement