Ahad 03 Jun 2018 21:36 WIB

Telan 80 Kantong Plastik, Paus di Thailand Ditemukan Mati

Paus pilot jantan ditemukan sekarat di kanal di perbatasan Thailand dan Malaysia.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Andri Saubani
Ratusan ikan paus terdampar (ilustrasi)
Foto: AP
Ratusan ikan paus terdampar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Seekor paus pilot mati di daerah selatan Thailand setelah menelan lebih dari 80 kantong plastik. Sebelumnya, para penyelamat berusaha menolong paus tersebut, namun nyawa ikan itu tidak dapat tertolong.

Paus pilot jantan tersebut ditemukan dengan kondisi sekarat di sebuah kanal dekat perbatasan Thailand dengan Malaysia pekan lalu. Sebuah tim yang beranggotakan sejumlah dokter hewan mencoba menstabilkan kondisi ikan namun tidak berhasil.

Dilansir Guardian, sebuah autopsi kemudian dilakukan dan menemukan 80 kantong plastik dengan berat sampai delapan kilogram di dalam perutnya. Selama proses penyelamatan, paus tersebut memuntahkan lima kantong plastik.

Menurut ahli biologi laut dan pengajar dari Universitas Kasetsart, Thon Thamrongnawasawat kantong plastik tersebut membuat si paus tidak bisa memakan makanan yang bernutrisi. "Kalau Anda punya 80 kantong plastik di dalam perut Anda, Anda mati," kata dia.

Thailand merupakan salah satu dari negara pengguna plastik terbesar di dunia. Thon mengatakan paling tidak ada 300 hewan laut termasuk paus pilot, kura-kura, dan lumba-lumba mati karena menelan plastik setiap tahunnya.

"Ini masalah yang sangat besar. Kami menggunakan banyak sekali plastik," kata dia.

Kepala Departemen Sumber Daya Laut dan Pesisir Thailand Jatuporn Buruspat memperkirakan paus pilot tersebut mengira plastik yang mengapung adalah makanan. Hal ini membuat dirinya merasa prihatin dan berencana meningkatkan perhatian publik terkait membuang limbah plastik pada Hari Laut Dunia 8 Juni 2018 mendatang.

"Kami akan mengangkat kasus ini dan mengundang semua sektor untuk meningkatkan kemauan mereka untuk mengurangi penggunaan plastik di Thailand," lanjut dia.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement