Jumat 08 Jun 2018 03:41 WIB

Najib Anggap Dirinya Korban Balas Dendam Politik

Najib diperiksa MACC terkait dugaan korupsi di 1MDB.

Rep: Ali Mansur/ Red: Nur Aini
Mantan perdana menteri Malaysia Najib Razak memenuhi panggilan Komisi Antikorupsi Malaysia (MACC) pada Selasa (22/5).
Foto: AP/Vincent Thian
Mantan perdana menteri Malaysia Najib Razak memenuhi panggilan Komisi Antikorupsi Malaysia (MACC) pada Selasa (22/5).

REPUBLIKA.CO.ID,  KUALA LUMPUR -- Mantan perdana menteri (PM) Malaysia, Najib Razak menyebut bahwa penyelidikan terhadap dirinya terkait 1Malaysia Development Berhad (1MDB) adalah balas dendam politik. Najib berterima kasih pada pimpinan dan anggota partai UMNO, yang telah mendukung dan mengunjungi dirinya di bulan Ramadhan ini.

"Saya akan terus memberikan kerja sama saya kepada pihak berwenang dalam penyelidikan mereka pada saya, yang sebenarnya adalah balas dendam politik. Sampai saat ini, saya telah memberikan kesaksian saya dua kali kepada Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC)," ujar Najib, seperti dikutip dari Malaymail, Kamis (7/6).

Najib dipanggil ke markas MACC di Putrajaya dua kali bulan lalu sebagai bagian dari penyelidikan atas transaksi masa lalu yang dipertanyakan di bekas anak perusahaan 1MDB, SRC International. Perusahaan tersebut diduga mengirim uang besar ke rekening pribadi Najib.

Namun, Najib secara konsisten membantah melakukan kesalahan di lembaga 1MDB sejak skandal korupsi terungkap pada 2015. Ketika Najib hendak didakwa pada tahun itu, dia dengan cepat memecat Jaksa Agung dan beberapa pejabat MACC.

Najib mengatakan, dana sebesar RM 26 miliar (hampir 700 juta dolar AS) yang mengalir ke rekening pribadinya adalah sumbangan dari Kerajaan Arab Saudi. Dia membantah dana itu berasal dari 1MDB yang sejatinya sedang dililit utang.

SRC dibentuk pada 2011 oleh pemerintah Najib untuk mengejar investasi luar negeri dalam hal sumber daya energi. Perusahaan itu merupakan unit 1MDB sebelum diserahkan pengelolaannya ke Kementerian Keuangan pada 2012.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement