Senin 11 Jun 2018 11:53 WIB

Donald Trump Temui Perdana Menteri Singapura

Donald Trump akan bertemu dengan Kim Jong-un pada Selasa (12/6).

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Donald Trump
Foto: EPA-EFE/NEIL HALL
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menemui Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana, Senin (11/6). Pertemuan tersebut dilakukan menjelang pertemuannya dengan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un pada Selasa esok.

Dilaporkan laman The Straits Times, Trump meninggalkan Hotel Shangri-La, tempatnya menginap, sekitar pukul 11:45 waktu setempat. Terdapat 30 lebih kendaraan yang mengiringi Trump menuju Istana.

Belum terdapat informasi mengenai apa yang akan dibicarakan Trump dengan Lee Hsien Long. Kendati demikian, setelah bertemu Lee, Trump diperkirakan akan bertemu dan menyapa staf Kedutaan Besar AS di Singapura.

Trump mendarat di Paya Lebar Air Base, Singapura, pada Ahad (10/6) malam. Ia bertolak dari Kanada setelah menghadiri KTT G-7 yang digelar di Quebec.

Kedatangan Trump ke Singapura adalah untuk menghadiri KTT AS-Korut yang dijadwalkan diselenggarakan di Capella Hotel di Sentosa Island pada Selasa. Dalam KTT itu Trump akan bertemu Kim Jong-un untuk pertama kalinya dalam rangka membahas denuklirisasi Semenanjung Korea.

Akhir pekan lalu Trump menyatakan dirinya dapat mengetahui hasil KTT AS-Korut dan keseriusan Kim untuk melakukan denuklirisasi hanya dalam waktu satu menit. Ia pun kembali menegaskan tak akan ragu untuk meninggalkan KTT bila hasilnya tak sesuai dengan yang diharapkan sejak awal, yakni denuklirisasi Korut.

"Bila saya pikir itu tidak akan terjadi, saya tidak akan membuang waktu saya. Saya tidak ingin menghabiskan waktunya (Kim Jong-un)," ujarnya.

Kendati demikian, ia yakin KTT AS-Korut setidaknya dapat menghasilkan sebuah hubungan antara kedua negara. AS dan Korut memang tak memiliki hubungan diplomatik selama ini.

Penyelenggaraan KTT AS-Korut memang tak dicapai dengan mudah. Baik Korut maupun AS pernah saling mengancam tak akan menghadiri KTT tersebut.

AS menganggap Korut tak serius untuk duduk dan merundingkan program nuklirnya. Sementara Korut berpandangan AS terlalu memaksanya untuk segera meninggalkan program nuklirnya. Namun setelah aksi saling ancam, kedua negara akhirnya sepakat untuk menghadiri KTT tersebut.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement