Selasa 19 Jun 2018 13:20 WIB

Kim Jong-un Kembali Kunjungi Cina

Kim Jong-un diprediksi akan memaparkan hasil pertemuan dengan Donald Trump.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Nur Aini
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un bersalaman dengan Presiden Cina Xi Jinping saat bertemu di Beijing, Rabu (28/3).
Foto: CCTV via AP Video
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un bersalaman dengan Presiden Cina Xi Jinping saat bertemu di Beijing, Rabu (28/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un kembali menyambangi Cina. Kedatangan Kim ke Beijing untuk bertemu dengan Presiden Xi Jinping yang diduga guna memaparkan hasil pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Singapura pekan lalu.

Kim mendarat di Negeri Tirai Bambu pada Selasa (19/6) waktu setempat. Rencananya dia menetap dua hari di Beijing. Namun, belum diketahui pasti kegiatan Kim di Cina selama dua hari tersebut.

Pertemuan Kim dengan Xi akan dilakukan di Great Hall of the People. Lokasi tersebut kerap digunakan untuk melakukan pertemuan di antara para pemimpin Cina. Great Hall of the People juga kerap digunakan untuk menyambut tamu setingkat kepala negara.

Aparat keamanan Beijing juga telah mengetatkan pengamanan di sekitar lokasi tersebut. Pihak berwenang telah memasang layar yang digunakan untuk memeriksa setiap orang yang datang.

Sementara, Pemerintah Korea Selatan (Korsel) telah menunda latihan militer gabungan dengan AS. Pentagon juga telah mengonfirmasi kabar tersebut dan mengatakan akan segera membahas masalah itu dengan Menteri Pertahanan dan Penasihat keamanan Negara pekan ini. "Korsel dan AS sepakat untuk menunda semua rencana latihan militer yang dijadwalkan pada Agustus nanti," kata pernyataan resmi Kementerian Pertahanan Korsel.

Tahun lalu, sekitar 17.500 tentara AS dan lebih dari 50 ribu pasukan Korsel berpartisipasi dalam latihan militer gabungan tersebut. Latihan tersebut tak pelak kerap membuat pemerintah Korut Geram. Latihan kini dibatalkan menyusul perbincangan damai Korut dan AS.

Baca: Donald Trump Ancam Perberat Tarif Produk Cina

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement