Selasa 19 Jun 2018 17:48 WIB

Iran tak Berencana Tingkatkan Jangkauan Rudalnya

Rudal dengan jangkauan 2.000 km dianggap cukup untuk melindungi wilayah Iran

Rep: Crystal Liestya Purnama/ Red: Bilal Ramadhan
 peluncuran rudal jarak jauh Iran.
Foto: IRNA
peluncuran rudal jarak jauh Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Komandan Garda Revolusioner mengatakan pada Selasa (19/6) bahwa Iran tidak berencana untuk meningkatkan jangkauan rudalnya. Pihaknya meyakini rudal dengan jangkauan seluas 2.000 kilometer sudah cukup untuk melindungi negaranya.

“Kami memiliki kemampuan ilmiah untuk meningkatkan jangkauan rudal kami tetapi itu bukan kebijakan kami saat ini karena sebagian besar target strategis musuh sudah dalam kisaran 2.000 kilometer ini. Jarak ini cukup untuk melindungi Republik Islam," kata Mayor Jenderal Mohammad Ali Jafari seperti dikutip oleh kantor berita Tasnim.

Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat (AS) bulan lalu dari perjanjian tahun 2015 antara Iran dan negara-negara dunia yang mengekang aktivitas nuklir Teheran dengan imbalan keringanan sanksi. Mayjend Jafari mengatakan kesepakatan itu sangat cacat karena tidak mengekang program rudal balistik Iran atau mengekang dukungannya untuk proksi dalam konflik di Suriah, Irak dan Yaman.

Republik Islam telah berulang kali mengatakan rudal balistiknya hanya defensif. Menurutnya hal itu bersama dengan dukungannya untuk sekutu di tempat lain di Timur Tengah, tidak bisa ditawar.

Jafari mengatakan pada hari Selasa perundingan sebelumnya dengan AS tentang program nuklir Iran adalah "pengecualian." Dia menyebut para politisi dan aktivis Iran yang menyukai pembicaraan baru dengan Trump sebagai pengkhianat dan anti-revolusioner.

Sebelumnya Jafari mengatakan bahwa jangkauan rudal balistik Iran didasarkan pada batas yang ditetapkan oleh Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, yang memimpin pasukan bersenjata. Iran memiliki salah satu program rudal terbesar di Timur Tengah.

Beberapa rudal yang dipandu secara presisi memiliki jangkauan untuk menyerang musuh bebuyutannya Israel, yang secara luas diyakini sebagai satu-satunya negara di Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement