Sabtu 23 Jun 2018 07:35 WIB

Dua Latihan Militer AS-Korsel Kembali Ditangguhkan

Pentagon selalu menyebut latihan bersama bersifat defensif.

Rep: Winda Destiana Putri/ Red: Endro Yuwanto
Militer Amerika Serikat (AS) mulai memindahkan sebagian sistem pertahanan antirudal Terminal High Altitude Area Defence (THAAD) yang kontroversial ke lokasi penempatannya di Korea Selatan, Rabu (26/4).
Foto: Reuters/Missile Defense Agency
Militer Amerika Serikat (AS) mulai memindahkan sebagian sistem pertahanan antirudal Terminal High Altitude Area Defence (THAAD) yang kontroversial ke lokasi penempatannya di Korea Selatan, Rabu (26/4).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pentagon telah mengumumkan semalam bahwa dua latihan militer bersama antara Amerika Serikat (AS) dengan Korea Selatan (Korsel) akan kembali ditangguhkan. Rencananya, mereka menangguhkan latihan tersebut hingga tiga bulan ke depan.

Latihan Freedom Guardian, yang semula direncanakan untuk dilakukan Agustus, telah ditangguhkan setelah pengumuman mengejutkan Presiden AS Trump bahwa 'permainan perang' akan dibatalkan menyusul pertemuan puncaknya baru-baru ini dengan diktator Korea Utara Kim Jong Un. Pentagon selalu menyebut latihan bersama bersifat defensif. Trump mengatakan yang sebaliknya.

Dana W White, kepala juru bicara Pentagon mengatakan, pada tanggal 22 Juni, Menteri Pertahanan James N Mattis bertemu dengan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Joe Dunford dan Asisten Presiden untuk Urusan Keamanan Nasional Duta Besar John Bolton membahas upaya untuk menerapkan hasil KTT Singapura antara Presiden Trump dan Kim.

"Untuk mendukung pelaksanaan hasil KTT Singapura, dan berkoordinasi dengan sekutu Republik Korea kami, Sekretaris Mattis telah menunda secara tidak terbatas latihan-latihan tertentu," dilansir AP. "Ini termasuk menangguhkan Freedom Guardian, bersama dengan dua latihan pelatihan Program Kelautan Korea yang dijadwalkan akan terjadi di masa mendatang. Untuk mendukung negosiasi diplomatik tersebut juga menunggu keputusan tambahan dari DPRK, di mana hal itu merupakan kelanjutan atau itikad baik sejak KTT berlangsung."

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement