Kamis 05 Jul 2018 13:56 WIB

Penambang Cile Semangati Korban Thailand

Reygadas pernah menghabiskan 69 hari terjebak di sebuah gua tambang di Cile.

Rep: Fira Nursya’bani / Red: Dwi Murdaningsih
Tim penyelamat bekerja memompa air keluar dari gua yang banjir di Mae Sai, Chiang Rai, Thailand, Rabu (4/7). Tim sepak bola remaja Thailand masih berada di dalam gua.
Foto: AP Photo/Sakchai Lalit
Tim penyelamat bekerja memompa air keluar dari gua yang banjir di Mae Sai, Chiang Rai, Thailand, Rabu (4/7). Tim sepak bola remaja Thailand masih berada di dalam gua.

REPUBLIKA.CO.ID, SANTIAGO -- Seorang penambang Cile, Omar Reygadas, turut memberikan semangat kepada anak-anak tim sepak bola junior Thailand yang masih terjebak di gua Tham Luang di Provinsi Chiang Rai. Ia berpesan agar mereka saling membantu satu sama lain dan mempersiapkan mental untuk evakuasi.

"Ini mengerikan bagi mereka. Mereka masih kecil, tetapi saya percaya anak-anak itu memiliki banyak kekuatan dan akan berhasil keluar," kata Reygadas, Selasa (3/7).

Sebanyak 12 anak laki-laki dan seorang pelatih mereka terperangkap di dalam gua yang terendam banjir itu sejak 23 Juni lalu. Tim penyelam berhasil menemukan mereka pada Senin (2/7), namun masih menghadapi kesulitan untuk membawa mereka keluar dari dalam gua.

Reygadas mengatakan, pelatih anak-anak itu yang diketahui masih berusia 25 tahun, bisa menjadi tokoh kunci untuk memotivasi seluruh tim. "Mereka harus berfikir bagaimana untuk bertahan demi bisa bertemu kembali dengan keluarga mereka," ungkapnya.

Reygadas pernah menghabiskan 69 hari terjebak di sebuah gua tambang di Cile pada 2010, bersama dengan 32 penambang lainnya. Mereka terperangkap hampir di kedalaman 700 meter di bawah gurun Atacama.

Para penambang itu kemudian berhasil dievakuasi setelah sebuah kapsul yang dibangun khusus diturunkan ke bawah gua dengan mengebor tanah. Kapsul itu berhasil mengangkat mereka ke permukaan satu per satu.

"Mereka seharusnya tidak malu untuk merasa takut. Karena kami juga takut. Air mata kami juga mengalir. Bahkan sebagai laki-laki dewasa, kami menangis," ujar Reygadas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement