Ahad 08 Jul 2018 04:53 WIB

Tiga Warga Tewas Akibat Bentrokan di Kashmir

Kepolisian menyatakan tembakan terpaksa dilakukan karena demonstran melempar batu

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Penduduk Muslim Kashmir bentrok dengan aparat kepolisian yang menembaki dengan peluru pellet di Siranagar, Kashmir, Sabtu (7/7)
Foto: Dar Yasin/AP
Penduduk Muslim Kashmir bentrok dengan aparat kepolisian yang menembaki dengan peluru pellet di Siranagar, Kashmir, Sabtu (7/7)

REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR --  Demonstrasi terjadi di wilayah Kashmir, India. Peristiwa itu memakan korban berjumlah tiga warga sipil, termasuk seorang pelajar perempuan berusia 15 tahun.

Korban jiwa itu jatuh setelah pasukan paramiliter India menembaki demonstran di Kashmir. Pejabat polisi mengatakan, bentrokan pada hari Sabtu (7/7) meletus setelah para demonstran melemparkan batu ke arah tentara yang berpatroli di desa Hawoora Mishipora di distrik Kulgam selatan.

"Dalam insiden yang tak disengaja ini, tiga warga sipil tewas dalam bentrokan di Kulgam. Kami sedang menyelidiki insiden itu," kata pejabat itu tanpa menyebut nama, dikutip Aljazeera, Ahad (8/7).

Pejabat itu mengatakan dua orang yang menderita luka berada dalam kondisi stabil. "Kami telah menangguhkan layanan internet di Kashmir untuk mencegah masalah hukum dan ketertiban," tambah pejabat itu.

Sementara itu penduduk Hawoora Mishipora Mushtaq Ahmad mengatakan, tentara memasuki desa pada siang hari dan mulai memukuli orang-orang. Mereka memasuki sekolah dan memukuli guru, hal itu memicu protes dan petugas malah menembaki masyarakat.

Juru bicara pasukan keamanan India yang berbasis di Srinagar Rajesh Kalia mengatakan dalam sebuah pernyataan, patroli tentara dilempari batu berat di Kulgam. Aparat perlu melakukan pengendalian secara ketat dan memastikan keamanan pasukan di tengah penangan provokasi yang terjadi.

"Tembakan terpaksa dilakukan oleh tentara yang mengakibatkan hilangnya nyawa manusia yang tidak kami harapkan," kata Kalia.

Peringatan kematian komandan pemberontak Kashmir telah terbagi antara India dan Pakistan sejak 1947. Wilayah pegunungan memiliki sejarah panjang konflik dan merupakan salah satu tempat yang paling termiliterisasi di dunia.

Tempat itu adalah rumah bagi puluhan kelompok bersenjata yang berjuang untuk kemerdekaan atau penggabungan wilayah dengan Pakistan. Ribuan orang berpartisipasi pada hari Sabtu (7/7) dalam pemakaman ketiga warga sipil itu saat protes baru meletus di distrik selatan tempat ratusan orang turun ke jalan dan meneriakkan slogan anti-India.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement