Senin 16 Jul 2018 12:05 WIB

AS-Korut Sepakat Cari 5.300 Tentara Amerika yang Hilang

Diplomat AS kembali bertemu pejabat Korut hari ini.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden AS Donald Trump saat berjalan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Hotel Capella di Pulau Sentosa Singapura, Selasa (12/6).
Foto: AP
Presiden AS Donald Trump saat berjalan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Hotel Capella di Pulau Sentosa Singapura, Selasa (12/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara (Korut) sepakat untuk mencari sekitar 5.300 tentara Paman sam yang hilang selama Perang Korea. Pencarian ribuan personel militer itu rencananya akan dilakukan oleh kedua belah pihak.

Pencarian ribuan tentara AS itu merupakan lanjutan dari kesepakatan pertemuan tingkat tinggi AS-Korut di Singapura bulan lalu. Keduanya kemudian mengadakan pertemuan lanjutan guna membahas masalah tersebut pada Senin (16/7). Pertemuan rencananya akan diadakan di zona bebas militer perbatsan Korut-Korea Selatan (Korsel), Panmunjom.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dalam pernyataan resmi mengatakan, pertemuan itu sekaligus menagih janji pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un terkait pemulangan tentara AS. Ini sekaligus menjadi pertemuan resmi antara perwakilan AS dan Korut sejak 2009.

"Pertemuan tingkat kerja antara AS dan pejabat Korut untuk mengkoordinasikan langkah-langkah berikutnya, termasuk transfer sisa yang sudah dikumpulkan di Korut," kata Mike Pompeo.

Sebelumnya, pemerintah AS telah membawa pulang 100 peti jenazah yang berisi jasad personel militer AS yang tewas dalam perang Korea. Pompeo sebelumnya juga sempat menagih janji Korut terkait pelucutan senjata nuklir.

Dia mengatakan, Pemerintah AS optimistis jika Pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un akan menepati janjinya untuk melucuti persenjataan nuklir mereka.  Kim kemudian menyurati Presiden Donald Trump dan mengungkapkan optimismenya perihal hubungan kedua negara yang akan lebih baik di masa mendatang.

"Saya percaya kemauan yang kuat, upaya tulus, dan pendekatan yang unik dari diri saya dan Yang Mulia Tuan Presiden (Trump), yang bertujuan membuka masa depan baru antara Korut dan AS, pasti akan terwujud," kata Kim dalam penggalan suratnya.

Baca: Korsel Janjikan Kerja Sama Ekonomi dengan Korut

Di surat tersebut, Kim berharap proses perbaikan hubungan antara AS dan Korut akan mengarah pada tindakan praktis di masa depan. Surat dari Kim itu diunggah Trump di akun Twitter pribadinya. Surat tersebut diperkirakan dikirim ketika Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo ketika melakukan kunjungan ke Korut pekan lalu.

Trump dan Kim telah bertemu di Singapura pada 12 Juni. Itu merupakan pertemuan perdana setelah keduanya terlibat aksi saling ancam yang cukup intens. Agenda utama dalam pertemuan tersebut adalah membahas tentang denuklirisasi Semenanjung Korea.

Terdapat empat butir kesepakatan yang dihasilkan pertemuan itu. Pertama Korut dan AS sepakat menjalin hubungan baru yang mengarah ke perdamaian. Kedua, baik AS maupun Korut setuju untuk membangun rezim yang stabil di Semenanjung Korea.

Ketiga, mengacu pada Deklarasi Panmunjeom, Korut menyatakan berkomitmen melakukan denuklirisasi menyeluruh di Semenanjung Korea. Kemudian terakhir, kedua negara sepakat memulangkan tahanan perang atau tentara yang dinyatakan hilang yang telah teridentifikasi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement