Sabtu 28 Jul 2018 09:37 WIB

Korsel akan Kurangi Durasi Waktu Wajib Militer

Korsel berusaha untuk merampingkan militernya dalam menghadapi kemajuan teknologi.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Wajib Militer (Ilustrasi)
Foto: Antara
Wajib Militer (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan akan mengurangi lama waktu wajib militer yang dilakukan masyarakatnya. Kebijakan ini sedang dalam persiapan dan setidaknya, pengurangan lama waktu wajib militer ini akan dilakukan pada tahun 2022.

Berdasarkan peraturan reformasi pertahanan Korsel yang diajukan Presiden Moon Jae-in pada Jumat (27/7), periode waktu wajib militer untuk tentara angkatan darat dan marinir akan berubah dari 21 bulan menjadi 18 bulan. Sementara itu, wajib militer bagi angkatan laut yang tadinya 23 bulan menjadi 20 bulan.

Bagi wajib militer di angkatan udara akan berkurang periode waktunya dari 24 bulan menjadi 22 bulan. Pihak militer juga berencana mengurangi jumlah total tentara dari 618 ribu menjadi 500 ribu yang akan dilakukan paling lama tahun 2022. Jumlah jenderal juga akan dikurangi dari 436 menjadi 360.

Rencana reformasi ini datang karena Korea Selatan berusaha untuk merampingkan militernya dalam menghadapi kemajuan teknologi. Selain itu, perubahan demografis yang disebabkan oleh tingkat kelahiran yang rendah juga menjadi alasan dilakukan reformasi ini.

"Militer kami telah mengembangkan Reformasi Pertahanan 2.0 dan reformasi tidak dapat ditunda lagi. Hal ini dilakukan mengingat situasi keamanan transisional yang belum pernah kami alami sebelumnya, dan perubahan sosial seperti perubahan demografi dan revolusi indusri keempat," kata sebuah pernyataan dari Kementerian Pertahanan Korsel, dikutip Yonhap, via Channel News Asia, Sabtu (28/7).

Wajib militer adalah hal yang harus dilakukan seluruh pria Korsel yang berbadan sehat dan berusia di atas 18 tahun. Banyak pria muda harus menghentikan karir atau sekolah mereka untuk menjalani wajib militer ini.

"Berkurangnya waktu wajib militer akan mengurangi beban bagi mereka yang ingin menyelesaikan studi mereka atau mencari pekerjaan," kata pernyataan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement