Kamis 16 Aug 2018 12:42 WIB

Perusahaan Cina Produksi 500 Ribu Vaksin Bayi tak Layak

Perusahaan itu telah memproduksi tambahan vaksin DPT di bawah standar.

Vaksin palsu (ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Vaksin palsu (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Perusahaan obat Cina memproduksi hampir 500 ribu vaksin di bawah standar untuk bayi, sekitar dua kali lipat perkiraan sebelumnya pihak berwenang yang menyelidiki skandal keamanan obat itu, Rabu (15/8).

Badan regulator obat Cina pada Juli menuduh Changsheng Bio-teknologi Co Ltd menjual 252.600 dosis vaksin DPT yang tidak efektif untuk anak-anak. Vaksin tersebut untuk melawan difteri, batuk rejan dan tetanus.

Xinhua mengatakan pada Rabu penyelidikan lebih lanjut menunjukkan perusahaan itu telah memproduksi tambahan vaksin DPT di bawah standar. Jumlah totalnya meningkat menjadi 499.800 dosis.

"Setiap pelanggaran terhadap hukum atau peraturan (perusahaan) dan personal akan dihukum berat. Otoritas lokal serta departemen dengan tanggung jawab pengawasan juga dimintai pertanggungjawaban atas segala kelalaian tugas yang ditemukan," kata Xinhua.

Baca juga: Skandal Vaksin Rabies Cina Diselidiki

Changsheng tidak segera menanggapi permintaan untuk komentar. Xinhua mengatakan tim investigasi menemukan kelompok pertama sebanyak 252.600 dosis vaksin DPT dijual di Provinsi Shandong.

Kurang dari sepersepuluh dari kelompok kedua yaitu 247.200 dosis dijual di Provinsi Anhui bagian timur, dan sisanya dijual di Shandong. Xinhua mengatakan sekitar 76 persen anak-anak yang terkena dampak dari kelompok pertama telah diobati, dan ada rencana untuk merawat anak-anak yang divaksin menggunakan kelompok kedua vaksin DPT.

Cina mulai melakukan pemeriksaan langsung terhadap pembuat vaksin untuk mengendalikan kemarahan publik setelah Changsheng ditemukan telah memalsukan data untuk vaksin rabies dan membuat vaksin tidak layak untuk bayi. Pemerintah telah memerintahkan penangkapan 18 orang di perusahaan itu, yang berlokasi di timur laut Kota Changchun dan saham perusahaan telah dibekukan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement