Selasa 21 Aug 2018 23:59 WIB

Tidak Ada Indikasi Kegiatan Nuklir Korut Berhenti

Pemerintah AS sebelumnya meyakini Korut akan melakukan denuklirisasi

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden AS Donald Trump saat berjalan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Hotel Capella di Pulau Sentosa Singapura, Selasa (12/6).
Foto: AP
Presiden AS Donald Trump saat berjalan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Hotel Capella di Pulau Sentosa Singapura, Selasa (12/6).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) melaporkan tidak ada indikasi atau pertanda Korea Utara (Korut) menghentikan kegiatan nuklirnya. Padahal sebelum Presiden Amerika Serikat Donald Trump yakin Korut akan melakukan denuklirisasi.

"Kelanjutan dan pengembangan program nuklir Korea Utara menyebabkan keprihatinan serius," kata IAEA dalam sebuah laporan yang diterbitkan Senin (20/8) malam. Laporan itu akan diserahkan ke rapat dewan IAEA bulan depan. 

Sebelumnya presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump saat wawancara dengan Reuters mengaku ia percaya Korut telah mengambil langkah spesifik menuju denuklirisasi dan kemungkinan besar ia akan bertemu kembali dengan pemimpin Korut Kim Jong Un. Trump memang telah menggelar pertemuan puncak dengan Kim pada 12 Juni 2018 lalu. 

Saat itu Korut setuju menuju denuklirisasi semenanjung Korea. Namun, Korut tidak memberikan indikasi pihaknya bersedia menyerahkan senjata seperti yang diminta Trump.

"Karena lembaga (IAEA) masih belum dapat melakukan verifikasi, pengetahuan tentang program nuklir Korut terbatas," kata IAEA.

Lembaga ini melaporkan antara akhir April dan awal Mei ada indikasi pengoperasian pabrik uap yang melayani laboratorium radiokimia. Namun, hal itu tidak cukup mendukung proses inti lengkap reaktor eksperimen pembangkit listrik tenaga nuklir. Membongkar program senjata nuklir Korut dan memverifikasinya akan menjadi tugas kompleks. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement