Senin 27 Aug 2018 08:55 WIB

Jatuh Korban, Aplikasi Ride Sharing Asal Cina Ditangguhkan

Kasus pembunuhan ini bukan pertama kali terjadi.

Rep: Nora Azizah/ Red: Muhammad Hafil
Aplikasi ‘berbagi taksi’ atau ‘ridesharing’ seperti Uber dan industri taksi akan ditinjau oleh komisi khusus transportasi NSW.
Foto: abc news
Aplikasi ‘berbagi taksi’ atau ‘ridesharing’ seperti Uber dan industri taksi akan ditinjau oleh komisi khusus transportasi NSW.

REPUBLIKA.CO.ID,REPUBLIKA.CO.ID. CINA.- Aplikasi ride sharing asal Cina, Didi, kembali ditangguhkan. Pasalnya, selama satu tahun ini dua orang pengguna Didi tewas terbunuh. Kasus terakhir terjadi di Wenzhou, Tiongkok, dimana seorang perempuan berusia 20 tahun tewas dibunuh driver Didi, Jum'at lalu. Hal tersebut membuat Didi kembali menangguhkan layanannya.

Dilansir melalui The Verge, kasus pembunuhan ini bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya pada Mei lalu, seorang penumpang berusia 21 tahun juga tewas dibunuh pengemudi Didi usai diperkosa. Diketahui korban asal Henan tersebut menggunakan jasa aplikasi ride sharing Didi menggunakan ponsel sang ayah. Akibatnya, aplikasi ditangguhkan selama enam bulan.

Kejadian pada Mei lalu tersebut membuat para pengguna perempuan sering meninggalkan komentar tidak baik pads profil pengendara. Hal tersebut membuat perusahaan kemudian menulis kebijakan baru, seperti penerapan tombol darurat, pembatasan jam larut malam, serta metode verifikasi baru dengan pengenalan wajah. Hal tersebut diberlakukan untuk mengurangi akun yang tidak dikenali.

Namun sepertinya langkah tersebut tidak cukup dari segi keamanan. Perusahaan mengatakan, tersangka yang saat ini diketahui bernama Zhong, tidak mempunyai catatan kriminal. Ia mendaftar dengan SIM dan identifikasi kendaraan. Zhong juga lulus verifikasi pengenalan wajah. Namun pada saat kejadian, Zhong diketahui mengubah tampilan secara fisik. Ia mengubah plat nomor sebelum mengambil penumpang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement