Rabu 19 Sep 2018 18:14 WIB

Korut-Korsel Ingin Jadi Tuan Rumah Olimpiade 2032

IOC akan terus memantau pembicaraan dan negosiasi politik yang tengah dijalani Korut

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolanda
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in bersalaman dengan pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un di Pyongyang, Rabu (19/8).
Foto: Pyongyang Press Corps Pool via AP
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in bersalaman dengan pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un di Pyongyang, Rabu (19/8).

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) telah sepakat untuk berusaha menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas tahun 2032. Ini merupakan proyek kerja sama yang tercapai saat Presiden Korsel Moon Jae-in bertemu pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un di Pyongyang, Rabu (19/8). 

Selain membahas tentang denuklirisasi Semenanjung Korea, dalam kunjungannya ke Pyongyang, Moon dan Kim turut membahas tentang rekonsiliasi antara kedua negara. Korut dan Korsel diketahui belum resmi berdamai pascaberakhirnya Perang Korea pada 1953. 

Guna mendorong proses rekonsiliasi, salah satu proyek yang dicanangkan kedua negara adalah menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Olimpiade, baik musim panas atau musim dingin, belum pernah diselenggarakan di dua negara yang berbeda. 

Kendati demikian, Komite Olimpiade Internasional (IOC) menyambut baik rencana dan keinginan kedua negara menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. "IOC sangat menyambut baik niat Republik Korea dan Republik Demokratik Rakyat Korea (Korut) untuk bersama-sama menyelenggarakan Olimpiade 2032," kata Presiden IOC Thomas Bach dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Yonhap. 

Kendati demikian, menurut Bach, IOC akan terus memantau pembicaraan dan negosiasi politik yang tengah dijalani Korut dan Korsel. "Kami dengan tulus berharap pembicaraan politik ini menghasilkan kemajuan yang diperlukan untuk pencalonan (tuan rumah Olimpiade) yang sukses," ujarnya. 

Ia mengatakan IOC akan terus mendukung upaya kedua negara dalam membangun perdamaian serta harmoni melalui olahraga. Hal itu dilakukan dengan mendukung atlet dan memungkinkan partisipasi mereka dalam kompetisi internasional serta mempromosikan pertukaran olahraga antara kedua negara. 

Kunjungan Moon ke Korut membawa dua misi utama, yakni memajukan proses denuklirisasi dan mempromosikan kembali dialog antara Korut dengan Amerika Serikat (AS). Perihal denuklirisasi, Moon telah berhasil membujuk Kim untuk menutup fasilitas rudal dan nuklirnya. 

Dengan kesediaan Korut melakukan hal demikian, Moon berharap pembicaraan antara Korut dan AS dapat segera berlangsung. Sebab bagaimanapun, negosiasi antara kedua negara itu dinilai penting dalam proses denuklirisasi Semenanjung Korea. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement