Kamis 20 Sep 2018 15:21 WIB

Profesor Divonis Salah Bunuh Istri dan Anak Pakai Bola Yoga

Khaw terlihat muram dan tidak menerima putusan itu.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Palu Hakim di persidangan (ilustrasi)
Palu Hakim di persidangan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, HONGKONG -- Seorang dokter anestesi dari Malaysia Khaw Kim-sun (53 tahun) yang membunuh anak dan istrinya memakai bola yoga diisi gas karbon monoksida, divonis bersalah oleh pengadilan di Hongkong pada Rabu (19/9) waktu setempat.

Hakim Judianna Barnes Wai-ling menjatuhkan hukuman seumur hidup untuk pembunuhan Khaw. "Sangat mengejutkan bahwa orang yang berpendidikan tinggi dan sukses akan memunculkan metode yang diperhitungkan untuk menyingkirkan istrinya sendiri," ujar hakim seperti dikutip South China Morning Post, Kamis (20/9).

Jaksa menjerat Khaw dengan pasal pembunuhan berencana. Dalam pengadilan, Khaw terlihat muram dan tidak menerima putusan itu, sementara ketiga anak lain yang masih sekolah ikut dalam pengadilan menangis mendengar putusan pengadilan.

Menurut Guardian, Jaksa mengatakan kepada pengadilan tinggi bahwa Khaw sengaja meninggalkan bola yoga yang berisi gas beracun di bagasi mobil sehingga mencekik orang yang menghirupnya. Bola itu membunuh istri dan putrinya pada 22 Mei 2015. 

Wong Siew Fing (47 tahun) dan putri keduanya Lily Khaw Li Ling (16 tahun) ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di tepian jalan di dalam sebuah mobil Mini Cooper berwarna kuning yang terkunci.

Kedua perempuan itu dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit tempat Khaw bekerja. Dokumen post mortem menyatakan keduanya meninggal dunia akibat menghirup karbon monoksida.

Saat itu polisi kebingungan mengungkap kasus tersebut meski sudah menemukan bola yoga yang sudah kempis di bagasi mobil.

Jaksa penuntut menuduh Khaw yang seorang spesialis dalam anestesiologi dan profesor di Universitas Cina Hong Kong, berencana melakukan pembunuhan. Hal itu lantaran ia berselingkuh dengan seorang siswa-nya.

Meski merencanakan pembunuhan istrinya, jaksa mengatakan, Khaw sebenarnya tidak berniat membunuh sang putri. Di sidang pengadilan terungkap, polisi menyebut Khaw sudah meminta putrinya tetap di rumah dan mengerjakan tugas sekolahnya di hari pembunuhan itu.

Pengadilan sebelumnya mendapatkan keterangan dari saksi yang termasuk rekan kerja Khawa, bahwa dia berencana untuk menggunakan gas monoksida pada kelinci. Namun, terdakwa kemudian mengaku kepada polisi mengambil gas untuk menyingkirkan tikus di rumah.

Profesor itu juga mengatakan kepada polisi setelah penangkapannya. Menurut Profesor, Lily (putrinya) mengetahui tentang gas berbahaya di bola yoga itu dan ada kemungkinan dia  ingin bunuh diri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement