Sabtu 22 Sep 2018 22:30 WIB

Beli Senjata Rusia, Kemenhan Cina: AS tak Bisa Ikut Campur

AS jatuhkan sanksi ke Cina.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Teguh Firmansyah
Sukhoi T-50
Sukhoi T-50

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Keputusan Cina untuk membeli jet tempur dan sistem rudal dari Rusia adalah tindakan kerja sama normal antara negara-negara berdaulat.

Demikian disampaikan Juru bicara Kementerian Pertahanan Cina Wu Qian, Sabtu (22/9).

Ia menegaskan, Amerika Serikat tidak punya hak untuk ikut campur dalam hal ini. Pada Kamis (20/9), Kementerian Luar Negeri AS menjatuhkan sanksi pada Departemen Pengembangan Peralatan Cina (EED), cabang militer yang bertanggung jawab untuk pengadaan senjata, setelah terlibat dalam transaksi signifikan dengan Rosoboronexport, eksportir senjata utama Rusia.

Baca juga, AS Sanksi Cina karena Beli Sukhoi dan Senjata Rusia.

Sanksi tersebut terkait dengan pembelian 10 pesawat tempur SU-35 Cina pada 2017 dan sistem terkait rudal dari darat-ke-udara S400 pada 2018. Sanksi tersebut akan membuat EED dan direkturnya, Li Shangfu tak boleh mengajukan permohonan lisensi ekspor dan berpartisipasi dalam sistem keuangan AS.

"Pendekatan AS adalah pelanggaran mencolok terhadap norma-norma dasar hubungan internasional, manifestasi penuh hegemoni, dan pelanggaran serius terhadap hubungan antara kedua negara dan militer mereka," kata Wu dalam pengumuman yang diunggah di akun WeChat Kementerian Pertahanan Cina.

Dia memperingatkan bahwa AS akan menghadapi konsekuensi jika tidak segera mencabut sanksi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement