Kamis 18 Oct 2018 22:02 WIB

Pemerintah AS Tambah Dana Bantuan untuk Gempa Palu

Dana bantuan tambahan dari AS mencapai 3 juta dolar AS.

Red: Nur Aini
Warga terdampak gempa dan tsunami Palu-Donggala memasak di kawasan pengungsian hunian sementara yang dibangun warga di Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu (13/10).
Foto: Antara/Sahrul Manda Tikupadang
Warga terdampak gempa dan tsunami Palu-Donggala memasak di kawasan pengungsian hunian sementara yang dibangun warga di Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu (13/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Amerika Serikat memberikan tiga juta dolar AS dana tambahan melalui USAID/OFDA untuk mendukung upaya bantuan tanggap bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah.

Keterangan tertulis Kedutaan Besar AS yang diterima Kamis (18/10), menyebutkan dana tambahan itu meningkatkan total sumbangan AS untuk pemulihan pascabencana Sulawesi Tengah menjadi 6,7 juta dolar AS. Hal itu di luar biaya operasional Departemen Pertahanan AS.

Tiga pesawat Hercules C-130 AS dan personel Angkatan Udara AS pendukung dari Satuan Contingency Response Group ke-36 di Guam juga telah memperpanjang masa operasi penerbangan udara untuk menghubungkan Balikpapan dan Palu hingga 25 Oktober 2018. "Inilah yang kami maksudkan ketika kami mengatakan bahwa kami adalah mitra Indonesia," kata Duta Besar AS untuk Indonesia Joseph R. Donovan Jr.

"Kami akan terus mendukung pemerintah Indonesia dalam upaya bantuan," ujarnya melanjutkan. Dana tambahan tiga juta dolar AS dari USAID/OFDA akan terdiri atas 2,4 juta dolar AS untuk program tanggap darurat multisektor bagi keluarga yang terkena dampak bencana, termasuk untuk meningkatkan akses langsung ke air bersih, sanitasi, dan kebersihan.

Selain itu, dana tersebut digunakan untuk tempat penampungan dan pemukiman, ruang perlindungan dan kegiatan untuk anak-anak yang terkena dampak, pemulihan ekonomi dan sistem pasar untuk membantu masyarakat pulih secara lebih cepat. Bantuan juga memberi mereka pilihan yang bermartabat dalam memprioritaskan kebutuhan mereka yang paling mendesak.

Kemudian bantuan teknis senilai 300 ribu dolar AS kepada pemerintah Indonesia melalui dukungan kepada koordinasi Shelter Sub-Cluster. Hal itu guna memperkuat penampungan darurat dan jangka panjang bagi mereka yang kehilangan tempat tinggal.

Sementara 300 ribu dolar AS lainnya digunakan untuk bantuan teknis kepada pemerintah Indonesia melalui dukungan kepada Camp Coordination dan Camp Management Sub-Cluster. Hal itu guna memperkuat seleksi, rancangan, koordinasi, dan pengelolaan area transisi bagi para IDP untuk jangka panjang dan pengumpulan data untuk memonitor demografi IDP dan pola pergerakan sehingga tanggap bencana dan pemulihan sesuai sasaran dan efektif.

USAID/OFDA memimpin tanggap bencana pemerintah AS dalam bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah. Para pakar bencana USAID/OFDA berada di lapangan untuk menentukan kebutuhan kemanusiaan dan mengkoordinasi upaya tanggap bencana dengan pemerintah Indonesia dan berbagai organisasi kemanusiaan.

Melalui OFDA, USAID telah membantu rakyat Indonesia siaga terhadap bencana dan mengurangi dampaknya terhadap komunitas dan memberikan pelatihan kepada lembaga sejawatnya selama lebih dari satu dekade.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement