Ahad 18 Nov 2018 02:20 WIB

Japan Airlines Perketat Aturan Konsumsi Alkohol Bagi Pilot

Pilot akan dilarang mengonsumsi alkohol dalam 24 jam sebelum melaporkan diri.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Israr Itah
japan airlines
japan airlines

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Japan Airlines akan menerapkan serangkaian tindakan dan aturan sebagai akibat dari pelanggaran konsumsi minuman beralkohol oleh pilot mereka. Termasuk sistem breathalyser--pendeteksi kadar alkohol dalam tubuh melalui embusan nafas--yang baru dan memberikan sanksi bagi awak pesawat yang melanggar tingkat konsumsi alkohol yang telah diatur.

Menurut juru bicara Japan Airlines kepada Asahi Shimbun, dikutip dari BBC, Sabtu (17/11), sistem baru itu sudah ada di Bandara Heathrow, London, dan bandara domestik di Jepang. Mereka akan memperkenalkan di bandara lain pada 19 November.

Pilot akan dilarang mengonsumsi alkohol dalam 24 jam sebelum melaporkan diri untuk menerbangkan pesawat dari Jepang, kata perusahaan itu. Ini sebagai respons atas ditangkapnya pilot mereka bulan lalu.

Pilot bernama Katsutoshi Jitsukawa ditangkap saat akan melakukan penerbangan dari Bandara Heathrow menuju Tokyo. Tes menunjukkan terdapat 189 mg alkohol per 100 ml darah dalam tubuhnya. Jumlah ini sembilan kali lebih banyak dari batas alkohol legal untuk seorang pilot di Inggris, yaitu sebesar 20 mg.

Hukum di Jepang tidak menetapkan batasan untuk konsumsi alkohol bagi pilot. Namun, hal itu bergantung dari keputusan masing-masing maskapai tempat pilot itu bertugas.

Sebuah laporan di Jepang menyebutkan, sebelum ditangkap Jitsukawa berbuat curang pada tes breathalyser maskapai. Ia tidak mengembuskan nafas sesuai prosedur alat tersebut. Para pilot kepala juga mengaku lalai mengawasi tes itu.

"Perusahaan menganggap serius pelanggaran ini karena keselamatan tetap menjadi prioritas utama kami. Dengan tulus, kami meminta maaf kepada semua pihak yang mengalami dampak akibat tindakan karyawan," kata Japan Airlines dalam sebuah pernyataannya.

Menurut juru bicara maskapai tersebut, sejak Agustus 2017, ada 19 kasus di mana pilot Japan Airlines gagal dalam tes alkohol perusahaan. Akibatnya, 12 penerbangan ditunda sebagai dan menyisakan tujuh penerbangan tepat waktu karena berhasil menemukan awak pesawat pengganti.

Tidak hanya Japan Airlines yang mengalami masalah dengan pilot mabuk, melainkan juga beberapa maskapai lain. Awal tahun ini seorang pilot British Airways yang akan melakukan penerbangan justru dipenjara. Ia diketahui mengonsumsi vodka secara berlebihan.

Di India, seorang pilot juga baru-baru ini dilarang terbang selama tiga tahun setelah ia gagal dalam tes alkohol.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement