Selasa 20 Nov 2018 07:04 WIB

Cina Cari Sekutu Perdagangan Bebas di Asia Pasifik

Perwakilan Cina dan AS terlibat perang pernyataan di KTT APEC.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Bendera Cina
Bendera Cina

REPUBLIKA.CO.ID, PORT MORESBY -- Presiden Cina Xi Jinping mengulangi permintaannya kepada para pemimpin dunia untuk mendukung perdagangan bebas di kawasan Asia Pasifik. Hal itu disampaikannya setelah terlibat perang pernyataan dengan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence di KTT Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC).

"Jalan menuju kawasan perdagangan bebas di Asia-Pasifik tidak akan mulus. Namun kita perlu tetap berkomitmen pada tujuan ini dan bergerak ke arah itu," kata Xi dalam pidatonya pada Ahad (18/11), dikutip laman South China Morning Post.

Sebelumnya, Xi telah mencari dukungan dari negara anggota APEC terkait perdagangan bebas. Ia berjanji negara anggota APEC akan memperoleh keuntungan dari keterbukaan dan pertumbuhan ekonomi Cina.

"Cina adalah pemenang kerja sama Asia-Pasifik dan telah mengambil langkah konkret untuk meningkatkan kerja sama di lapangan," ujarnya.

Xi menyerukan pendekatan terbuka, inklusif, dan transparan untuk berbagai pengaturan perdagangan bebas. Terkait hal ini, ia mengatakan reformasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) harus dirancang untuk mempromosikan sistem perdagangan multilateral.

Ia tak menyebut menyinggung AS atau Pence dalam pidatonya. Namun mengatakan bahwa perbedaan antara negara-negara adalah sesuatu yang normal. "Apa yang penting bagi kita tetap berkomitmen untuk berbagi tujuan pembangunan bersama. Mengatasi perbedaan melalui konsultasi," ujar Xi.

KTT APEC telah berakhir tanpa konsensus dan komunike. Hal itu terjadi akibat perselisihan perdagangan antara Cina dan AS. Kedua negara saling mengkritik kegiatan ekonomi yang dipraktikkan masing-masing.

Xi mengkritik kebijakan proteksionisme perdagangan AS dengan jargon "America First". Ia menilai kebijakan tersebut telah ditakdirkan untuk gagal.

Sementara Pence mengkritik proyek infrastruktur Cina, yaitu One Belt One Road (OBOR). Menurutnya, proyek itu telah menyebabkan negara-negara kecil terlilit utang.

Itu merupakan pertama kali dalam sejarah KTT APEC berlahir tanpa komunike. Sebagai pengganti komunike, Papua Nugini selaku tuan rumah KTT APEC tahun ini, diberi wewenang untuk merilis pernyataan dengan mengatasnamakan semua anggota.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement