Selasa 27 Nov 2018 17:34 WIB

Permukiman Rohingya di Bangladesh Hampir Selesai Dibangun

Sebanyak 100 ribu warga Rohingya akan mendiami pulau kecil di Bhasan Char.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Suasana kamp pengungsi Rohingya Balukhali, Bangladesh,
Foto: Altaf Qadri/AP
Suasana kamp pengungsi Rohingya Balukhali, Bangladesh,

REPUBLIKA.CO.ID, BHASAN CHAR -- Pembangunan permukiman bagi pengungsi Rohingya di Bhasan Char, Bangladesh yang terisolasi di sebuah muara Sungai Meghna, hampir selesai. Proyek permukiman Rohingya di Bangladesh disambut baik oleh puluhan ribu pekerja berpenghasilan rendah yang tinggal di daerah pesisir sungai.

Mohammad Rajib (30 tahun), seorang tukang batu dan penduduk asli pulau terpencil Hatia di distrik Noakhali selatan, sekarang bekerja di proyek permukiman itu selama sekitar enam bulan. Ia mengaku bahagia karena penghasilan hariannya sekarang sekitar 10 dolar AS per hari, dua kali lipat dari penghasilan sebelumnya.

Seperti Rajib, ribuan pekerja dari seluruh Bangladesh kini bekerja di proyek permukiman di Bhasan Char, sebuah pulau kecil berlumpur yang muncul di Teluk Benggala pada 2006. Di daerah pesisir yang terpencil itu, ratusan pekerja konstruksi dan buruh harian bekerja setiap hari dengan kapal keruk atau perahu mesin ke dan dari Bhasan Char. Mereka senang bisa mendapatkan penghasilan tambahan.

“Saya pikir setelah menyelesaikan proyek ini, perpanjangan akan dimulai, karena lebih dari satu juta warga Rohingya tinggal di wilayah Cox's Bazar dan Teknaf (di selatan Bangladesh) dan mereka membutuhkan lokasi baru,” ujar Abdur Rahim, seorang pemilik hotel di Bashan Char, kepada Anadolu.

Tidak hanya menjadi pekerja bangunan, banyak warga Bangladesh dari daerah sekitar yang juga membuka hotel kecil dan kedai teh di Bhasan Char. Mereka bermimpi untuk mendapat mata pencaharian yang lebih baik.

Namun penduduk setempat yang tidak mendapat manfaat dari proyek permukiman itu melihat hal-hal yang sedikit berbeda. Mereka takut akan adanya dampak jangka panjang dari relokasi 100 ribu warga Rohingya.

Abdul Khaleq, seorang pengusaha di Hatia, mengatakan permukiman warga Rohingya tidak bisa dibangun sementara. Permukiman harus berubah permanen, karena tingkat pertumbuhan penduduk Rohingya sangat tinggi.

"Beberapa warga Rohingya harus pergi dan mencoba terlibat dalam kegiatan kriminal untuk bisa mendapatkan uang," tambah Mohammad Momin, karyawan bank di pulau itu.

Apa yang akan terjadi jika Rohingya tidak direlokasi ke Bhasan Char? Seorang komandan Angkatan Laut yang berbicara secara anonim mengatakan puluhan ribu pengungsi di pantai akan benar-benar kehilangan tempat tinggal akibat erosi sungai. Pemerintah Bangladesh juga telah menyiapkan daftar korban erosi sungai.

Menteri Penanggulangan Bencana dan Bantuan Bangladesh, Mofazzal Hossain Chowdhury, mengatakan 25 ribu warga Rohingya akan dipindahkan ke Bhasan Char pada fase pertama setelah pelantikan resmi perdana menteri. Secara bertahap, sisa 75 ribu warga Rohingya akan dimukimkan kembali dalam tiga fase dalam waktu sesingkat mungkin.

Proyek itu termasuk pengaturan sekolah untuk anak-anak, rumah sakit dengan peralatan modern, dan bahkan masjid. Ia menambahkan, Rohingya akan memiliki kesempatan untuk membiakkan ikan dan ternak.

Baca: Bangladesh Tunggu Hasil Pemilu untuk Urusi Rohingya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement