Rabu 28 Nov 2018 07:54 WIB

Selandia Baru Peringatkan Ancaman Campur Tangan Cina

Aanggota parlemen oposisi mengaku mengajar bahasa Inggris di sekolah mata-mata Cina.

Wakil Perdana Menteri Selandia Baru yang sekaligus merangkap Menteri Luar Negeri Winston Peters.
Foto: ABC News
Wakil Perdana Menteri Selandia Baru yang sekaligus merangkap Menteri Luar Negeri Winston Peters.

REPUBLIKA.CO.ID, Wakil Perdana Menteri Selandia Baru yang sekaligus merangkap Menteri Luar Negeri Winston Peters mengatakan adalah naif untuk berpikir bahwa masyarakat luas tidak dimata-matai oleh kekuatan asing. Dalam wawancara dengan Radio Live di Selandia Baru, Winston Peters mengatakan program spionase telah berlangsung selama beberapa dekade dari berbagai kekuatan.

Menurut Peters, yang menjadi masalah sekarang adalah bahwa tuduhan melakukan mata-mata itu hanya ditujukan kepada Cina saja, padahal selama ini tindakan tersebut juga dilakukan negara lain. Dan juga bahwa sikap curiga terhadap warga Cina sebenarnya disebabkan dari kecurigaan yang bermula dari 100 tahun lalu.

Selain itu juga memang karena kemampuan Beijing yang lebih kuat untuk bisa menjangkau warga mereka sendiri yang berada di luar negeri. "Itulah alasan mengapa warga Cina tidak melakukan protes adalah karena mereka takut adanya ancaman dari dalam Cina jika mereka melakukan hal itu dan ini sudah terjadi di banyak negara Barat," katanya.

Selandia Baru bangkit sikapi dorongan Cina di Pasifik. Campur tangan Cina terhadap warga mereka di luar negeri ini muncul di saat Selandia Baru harus menghadapi terus meningkatnya pengaruh Cina di kawasan Pasifik.

Bulan Oktober lalu, Aliansi Lima Mata, yang sebelumnya hanya beranggotakan dinas intelejen lima negara yaitu Inggris, AS, Kanada, Selandia Baru dan Australia - sekarang juga memasukkan Jerman dan Jepang guna mengimbangi meningkatnya kekuatan intelijen Cina dan Rusia.

Di Selandia Baru, tindakan mata-mata terungkap bulan September 2017, ketika seorang anggota parlemen dari partai oposisi Dr Jian Yang mengaku mengajar bahasa Inggris di sekolah yang diduga melatih mata-mata Cina.

Pengakuan itu mengungkapkan bahwa Dr Jian mengenyam pendidikan Sekolah Tinggi Teknik Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat Cina, dan juga pernah mengajar bahasa di jurusan yang dijalankan oleh "Departemen Ketiga", organisasi yang menjalankan kegiatan mata-mata Cina.

Dalam sebuah pernyataan kepada media dia berkata, "Jika Anda mendefinisikan para taruna itu sebagai mata-mata maka saya mengajar mata-mata, ya".

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2018-11-28/selandia-baru-peringatkan-campur-tangan-china/10560862
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement