Rabu 16 Jan 2019 16:13 WIB

Kapal Perang AS-Inggris Latihan Militer di LCS, Cina Geram

Angkatan Laut AS mengerahkan kapal pemandu perusak.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Kapal perang Inggris HMS Sutherland berlabuh di Sydney menjelang misi untuk menegakkan hak navigasi di Laut Cina Selatan.
Foto: ABC
Kapal perang Inggris HMS Sutherland berlabuh di Sydney menjelang misi untuk menegakkan hak navigasi di Laut Cina Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Kapal perang milik angkatan laut Amerika Serikat (AS) dan Inggris telah melakukan latihan bersama di Laut Cina Selatan. Latihan digelar sejak Jumat pekan lalu dan berakhir pada Rabu (16/1).

Dalam latihan itu, Angkatan Laut AS mengerahkan kapal pemandu perusak rudal USS McCampbell. Kapal tersebut diketahui berbasis di Jepang. Sementara Angkatan Laut Kerajaan Inggris menerjunkan kapal fregat HMS Argyll yang sedang melakukan perjalanan keliling Asia.

Latihan itu menjadi yang terbaru antara AS dan Inggris di Laut Cina Selatan. "Tidak ada catatan dalam sejarah operasi terakhir bersama-sama, khususnya di Laut Cina Selatan," ungkap seorang juru bicara Angkatan Laut AS.

Menurutnya, tidak ada latihan bersama semacam itu dilakukan di Laut Cina Selatan setidaknya sejak 2010.

Pada Agustus tahun lalu, Inggris sempat mengirim kapal perang HMS Albion ke dekat rantai kepulauan Paracel di Laut Cina Selatan yang telah diklaim oleh Beijing. Itu adalah pertama kalinya Inggris menentang kontrol Cina atas wilayah perairan strategis tersebut.

AS, yang telah terlebih dulu melakukan aksi kebebasan navigasi di sekitar Laut Cina Selatan, menyambut langkah Inggris tersebut. Washington bahkan ingin melihat lebih banyak partisipasi internasional dalam aksi semacam itu.

Cina menganggap langkah AS dan Inggris merupakan sebuah provokasi. Aktivitas di Laut Cina Selatan membuat hubungan Cina, khususnya dengan AS, memanas.

Cina telah mengklaim hampir seluruh wilayah perairan Laut Cina Selatan. Klaim itu tidak hanya diprotes oleh AS, tapi juga negara-negara Asia Tenggara yang berbatasan dengannya, antara lain Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Indonesia. Taiwan juga menentang klaim Cina atas wilayah tersebut.

sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement