Jumat 18 Jan 2019 15:15 WIB

Taiwan Awasi Ketat Media Pro-Cina

Media tersebut diduga menyebarkan berita palsu.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Taiwan
Foto: [ist]
Taiwan

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Taiwan meningkatkan penyelidikannya terhadap surat kabar pro-Cina di negaranya. Media tersebut diduga menyebarkan berita palsu sekaligus melakukan kegiatan spionase yang melanggar keamanan nasional.

Setidaknya terdapat dua surat kabar yang kini diawasi otoritas Taiwan, yaitu Wen Wei Po dan Ta Kung Pao. Wen Wei Po diketahui mengadopsi sikap pro-Cina pada kegiatan beberapa aktivis pro-kemerdekaan Hong Kong yang melakukan perjalanan ke Taipei pekan lalu.

Sementara Ta Kung Pao dikenal karena pelaporannya yang agresif untuk memburu para aktivis demokrasi dan kemerdekaan di Hong Kong serta Taiwan.  Wakil direktur unit keamanan nasional You Cheng-hua mengatakan, telah melaporkan kedua surat kabar itu ke Biro Investigasi Taiwan.

"Kami telah meningkatkan penyebaran dan mengumpulkan intelijen. Saya juga mendesak publik dan media untuk membantu memberikan petunjuk tentang (aktivitas) yang mencurigakan atau ilegal," kata You pada Jumat (18/1).

Baca juga, Taiwan tak akan Tunduk kepada Cina.

Sebelumnya juru bicara kantor kepresidenan Taiwan Alex Huang mengatakan surat kabar Ta Kung Pao telah melakukan pelanggaran hukum. Selain melakukan pengawasan terhadap orang-orang tertentu, media itu juga dituduh menyebarkan berita palsu.

Anggota parlemen dari Democratic Progresive Party yang berkuasa, Lo Chih Cheng, mengatakan, turut mencurigai adanya kegiatan spionase oleh surat kabar pro-Cina di Taiwan. "Organisasi media Cina sedang melakukan pengawasan di Taiwan," ucapnya.

Menurutnya, hal itu adalah masalah keamanan nasional yang nyata. "Saya khawatir 'teror merah' terjadi di Taiwan. Mereka mengikuti orang-orang Hong Kong hari ini. Apakah mereka akan mengikuti orang-orang Taiwan besok?" ujar Lo yang duduk di komite Pertahanan Luar Negeri dan Nasional Taiwan.

Hubungan antara Taiwan dan Cina memang rentan konflik. Beijing terus berusaha mengambilalih Taipei yang merupakan sekutu Amerika Serikat (AS). Selama ini upaya-upaya yang ditempuh Cina untuk menguasai Taiwan masih dianggap halus. Namun Cina telah menyatakan siap mengerahkan kekuatan bila diperlukan.

Alex Huang telah menyatakan negaranya tidak akan tunduk pada tekanan Cina. Guna menunjukkan kesiapannya menghadapi Beijing, Taiwan telah menggelar latihan militer.

Kelompok nasionalis Cina melarikan diri ke Taiwan pada akhir perang saudara tahun 1949, yakni ketika Komunis menguasai daratan Cina. Karena pulau yang dihuni kaum nasionalis pelarian itu berubah menjadi salah satu wilayah yang paling demokratis, Taiwan kemudian menegaskan identitasnya sendiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement