Selasa 22 Jan 2019 08:26 WIB

Taliban Serang Kompleks Militer Afghanistan, Ratusan Tewas

Kendaraan Humvee buatan AS yang dikendarai Taliban menerobos lalu meledak.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas keamanan Afghanistan memeriksa gedung yang roboh pacsaserangan yang dilakuksan Taliban dan menyebabkan lebih dari 100 orang tewas.
Foto: EPA
Petugas keamanan Afghanistan memeriksa gedung yang roboh pacsaserangan yang dilakuksan Taliban dan menyebabkan lebih dari 100 orang tewas.

REPUBLIKA.CO.ID, MAIDAN SAHR -- Taliban kembali melancarkan serangan besar-besarannya di komplek militer Afghanistan di Provinsi Wardak Tengah. Serangan tersebut menewaskan lebih dari 100 orang.

Insiden di kompleks Direktorat Keamanan Nasional (NDS) Afghanistan pada Senin (21/1) pagi waktu setempat merupakan serangan terbaru dalam beberapa bulan terakhir oleh Taliban. Taliban kini menguasai kurang lebih setengah dari Afghanistan.

Pihak berwenang Afghanistan mengatakan, serangan dimulai Senin pagi, ketika sebuah kendaraan Humvee buatan Amerika Serikat (AS) yang dikendarai Taliban masuk ke kompleks dan meledak. Pasukan Taliban bersenjata juga melepaskan tembakan, sebelum dibunuh oleh pasukan keamanan.

"Pagi ini, sekitar jam 7 pagi, Humvee memasuki blok NDS di kota. Sekitar 150 personil NDS ada di kompleks pada saat serangan. Humvee meledak tepat setelah memasuki kompleks. Bangunan itu benar-benar runtuh," ujar anggota dewan Provinsi, Hussein Ali seperti dilansir Guardian, Selasa (22/1).

Para pejabat pemerintahan Afghanistan yang meminta dianonimkan mengungkapkan perbedaan pada jumlah korban tewas. Satu mengatakan bisa mencapai 126 orang dan lainnya mengatakan lebih banyak lagi yang diduga terluka dan tewas. "Delapan pasukan khusus termasuk di antaranya yang tewas," kata seorang anggota senior kementerian pertahanan Kabul.

photo
Tentara Afghanistan berjaga di Kabul, Afghanistan.

Sementara seorang pejabat dari Kementerian Kesehatan Afghanistan mengatakan total korban tewas dan terluka sekitar 140 orang. Pihak NDS mengatakan, 50 orang terbunuh dan terluka.

Juru Bicara Gubernur Maidan Wardak, Abdurrahman Mangal mengatakan, 12 orang tewas dan 12 lainnya luka-luka ketika bom mobil meledak di dekat unit pasukan khusus Afghanistan. Sementara seorang anggota dewan provinsi Maidan Wardak, Sharif Hotak mengatakan, dia melihat 35 jenazah personel pasukan Afghanistan di rumah sakit. "Dan banyak lagi yang terbunuh. Beberapa mayat diangkut ke Kabul dan yang terluka dipindahkan ke rumah sakit Kabul," ujarnya.

Menurutnya, pemerintah menyembunyikan jumlah korban akurat untuk mencegah penurunan lebih lanjut moral pasukan Afghanistan. Namun, pihak pemerintah di Maidan Wardak dan Kabul menolak berkomentar ketika ditanya apakah mereka mengaburkan jumlah korban tewas atau tidak.

Dua pejabat senior di kementerian dalam negeri mengatakan, akurasi jumlah korban tidak diungkapkan untuk mencegah kerusuhan di dalam angkatan bersenjata. "Saya telah diberitahu untuk tidak membuat angka kematian publik. Sangat frustasi menyembunyikan fakta," kata seorang pejabat senior kementerian dalam negeri di Kabul yang meminta tak disebut namanya.

Kantor kepresidenan Ashraf Ghani membuat pernyataan bahwa musuh negara telah melakukan serangan terhadap personel NDS di Maidan Shahr. Ghani pun memerintahkan para pejabat untuk menyelidiki serangan ini. "Mereka membunuh dan melukai sejumlah putra kami yang terkasih dan jujur," katanya.

photo
Tentara Afghanistan melakukan penjagaan.

 

Pernyataan dari Kantor Kepresidenan pun menyebutkan kelompok teroris dan pendukung asing tidak dapat melemahkan moral tinggi pasukan keamanan Afghanistan. "Pasukan dan pertahanan kita yang berani, karena mereka memiliki keinginan besar untuk menekan teroris," tambahnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Afghanistan telah berhenti mengeluarkan angka-angka korban dengan terperinci. Tahun lalu, Ghani mengatakan 28 ribu perwira polisi dan tentara Afghanistan telah terbunuh sejak 2015.

Militan Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Juru bicara kelompok ISIS Zabiullah Mujahid mengklaim telah membunuh 190 orang.

Pekan lalu, para pejuang Taliban meledakkan sebuah bom mobil di luar kompleks yang sangat dibentengi di Kabul sehingga menewaskan sedikitnya lima orang. Bom mobil itu juga melukai lebih dari 110 warga Afghanistan dan ekspatriat. Beberapa analis berpendapat, peningkatan intensitas serangan Taliban baru-baru ini merupkan taktik oleh kelompok itu guna mendapatkan keunggulan dalam pembicaraan yang tengah berlangsung dengan utusan AS dan Afghanistan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement