Rabu 23 Jan 2019 12:36 WIB

Australia Cari Warganya yang Hilang di Cina

Penulis novel dan komentator online terkenal Yang Hengjun hilang saat ke Cina.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Bendera Cina.
Foto: ABC News
Bendera Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Pemerintah Australia mengatakan mereka sedang mencari informasi tentang warga negara mereka yang dilaporkan hilang di Cina. Penulis novel dan komentator online terkenal Yang Hengjun dilaporkan hilang saat mengunjungi Cina pekan lalu.

Yang mantan diplomat Cina sebelum menjadi warga negara Australia. Temannya mengatakan Yang kini tinggal di Amerika Serikat (AS) bersama istri dan anaknya tapi pada pekan lalu, ia pulang ke Cina.

"Sedang mencari informasi tentang warga negara Australia yang dilaporkan hilang di Cina, karena kewajiban menjaga privasi kami tidak akan memberikan komentar lebih lanjut," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri dan Perdagngan Australia, Rabu (23/1).

Bantuan konsuler Australia dapat mencakup menghubungi pihak berwenang setempat. Hal itu termasuk polisi lokal di mana warga Australia dinyatakan hilang. Peneliti dari University of Technology Sydney sekaligus teman Yang, Feng Chongyi yakin Yang ditahan oleh Kementerian Keamanan Dalam Negeri Cina. 

"Penilaian saya berdasarkan informasi yang saya terima, Yang Jun ditahan oleh petugas keamanan, kementerian keamanan dalam negeri dan saat ini ditahan di Beijing bersama istrinya," kata Feng kepada surat kabar The Australian.

Feng juga pernah ditahan di Cina pada 2017. Ia sempat ditanyai oleh petugas keamanan sebelum akhirnya dibebaskan dan izinkan pulang ke Australia.

Yang dinyatakan hilang tepat sebelum Menteri Pertahanan Australia Christopher Pyne mengunjungi Cina. Kabarnya Pyne akan datang ke Cina dalam beberapa hari ke depan. Hilangnya Yang ini juga terjadi satu bulan setelah Cina menahan dua warga negara Kanada, pengusaha Michael Spavor dan mantan diplomat Michael Kovrig.

Kedua orang tersebut ditahan setelah Kanada menahan Chief Financial Officer Huawei Meng Wanzhou, atas permintaan Amerika. Feng mengatakan Yang bersama istri dan anaknya terbang dari New York pada 18 Januari lalu. Mereka tiba di Guangzhou, Cina pada 19 Januari.

Dari Beijing, kata Feng, istri dan anak Yang melanjutkan penerbangan ke Shanghai. Feng yakin kini Yang dan istrinya berada di Beijing dan menitipkan anak mereka dengan keluarga mereka di Shanghai. 

"Tidak hanya brilian tapi juga sangat amat terkenal di antara pengguna bahasa Cina dan pembela demokrasi yang berani dan berkomitmen, hal ini akan bergema ke seluruh dunia jika pihak berwenang tidak segera mencari jalan keluar," kata teman Yang lainnya sekaligus analis Cina, John Garnaut, di media sosial Twitter. 

Pada 2011, Yang sempat mengkhawatirkan keamanan dirinya. Ia sempat menghilang setelah menelpon seorang teman dan mengatakan ia sedang diikuti tiga orang laki-laki di sebuah bandara di Cina. Tapi kemudian menjelaskan persoalan itu hanya 'kesalahpahaman'.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement