Kamis 31 Jan 2019 14:47 WIB

Duterte Perintahkan Serangan Udara di Jolo

Setidaknya 21 orang terbunuh dan lebih dari 100 terluka dalam dua ledakan di gereja.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Filipina Rodrigo Duterte (tengah) mengunjungi Gereja Katedral Katolik di Jolo, Provinsi Sulu, Filipina, Senin (28/1). Kunjungan dilakukan dua hari setelah dua bom meledak saat Misa Ahad.
Foto: Malacanang Palace Via AP
Presiden Filipina Rodrigo Duterte (tengah) mengunjungi Gereja Katedral Katolik di Jolo, Provinsi Sulu, Filipina, Senin (28/1). Kunjungan dilakukan dua hari setelah dua bom meledak saat Misa Ahad.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Militer Filipina melancarkan serangan udara, Kamis (31/1), terhadap kelompok yang diduga berada di balik serangan mematikan Gereja Katolik di Pulau Mindanao Ahad lalu.

Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana mengatakan, pihak berwenang telah mengintensifkan operasi terhadap kelompok pecahan dari Abu Sayyaf di provinsi selatan Sulu. Serangan juga termasuk serangan udara di beberapa bagian kota Jolo. Setidaknya 21 orang terbunuh dan lebih dari 100 lainnya terluka dalam dua ledakan di gereja Katolik di Sulu Ahad lalu.

Baca Juga

Presiden Filipina Rodrigo Duterte menekankan agar Abu Sayyaf dimusnahkan. "Militer telah menerima laporan tentang kemungkinan serangan teroris di provinsi itu pada Agustus tahun lalu," katanya dilansir Strait Times, Kamis. 

Penyelidik pun masih mencari tersangka lain dalam serangan itu, termasuk pasangan Yaman yang mungkin melakukan pengeboman bunuh diri di gereja. Selang tiga hari serangan di geraja, terjadi lagi serangan granat di Masjid di Kota Zamboanga Pulau Mindanao yang menewaskan dua orang dan melukai empat orang lainnya. Para korban tengah tertidur di dalam masjid saat granat meledak di masjid di Pulau Mindanao yang mayoritas Muslim. 

Serangan granat masjid mendapat kecaman langsung dari pihak berwenang. "Tidak ada yang bisa menebus pembunuhan menghujat seperti itu. Ini adalah bentuk pengecut tertinggi untuk menyerang orang-orang yang tengah berdoa. Kami menyerukan orang-orang dari semua agama, untuk bersama-sama berdoa untuk perdamaian," kata pemimpin regional Mujiv Hataman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement