Jumat 15 Feb 2019 02:21 WIB

40 Tentara Paramiliter India Tewas Dibom di Kashmir

Mobil penuh bahan peledak menabrak bus paramiliter India.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Teguh Firmansyah
Tentara India di Kashmir.
Foto: NDTV.com
Tentara India di Kashmir.

REPUBLIKA.CO.ID, KASHMIR -- Sekitar 40 tentara paramiliter India tewas akibat serangan bom yang dilancarkan oleh kelompok militan di wilayah administratif India, Kashmir pada Kamis (14/2). Kelompok militan yang berbasis di Pakistan, Jaish-e Mohammad mengaku berada di balik serangan bom tersebut.

Polisi setempat kepada BBC menyampaikan, sebuah mobil penuh dengan bahan peledak menabrak bus yang membawa pasukan paramiliter India ke Srinagar. Akibatnya puluhan tentara menjadi korban dan banyak yang mengalami luka-luka.

Bom tersebut dinilai sebagai serangan militan paling mematikan terhadap pasukan India di Kashmir sejak pemberontakan melawan pemerintah India pada 1989. India dan Pakistan saling mengklaim wilayah Kashmir, tapi mereka sebenarnya hanya mengontrol sebagian wilayah tersebut saja.

Perdana menteri India, Narendra Modi menilai serangan bom tersebut adalah perbuatan yang sangat tercela. BBC melaporkan, ledakan bom itu terjadi di Jalan Raya Srinagar-Jammu yang dijaga ketat. Letaknya 20 km dari kota utama di Kashmir yang dikelola India.

Baca juga, Tiga Warga Tewas Akibat Bentrokan di Kashmir.

Laporan media India mengatakan sebuah mobil yang mengangkut sekitar 300 kg - 350 kg (660-770lb) bahan peledak menghantam konvoi kendaraan pada jam 15.15 waktu setempat. Konvoi tersebut diikuti sekitar 70 kendaraan yang membawa sekitar 2.500 tentara India ke Lembah Kashmir.

"Sebuah mobil menyusul konvoi dan menabrak bus dengan 44 personel di dalamnya," kata seorang pejabat polisi kepada wartawan BBC.

Menurut pejabat polisi tersebut, mungkin jumlah korban akan bertambah karena banyak yang mengalami luka-luka. Sementara, kantor berita AFP menyampaikan, Jaish-e Mohammad telah mengaku kepada media lokal bahwa mereka melakukan bom bunuh diri dalam serangan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement