Kamis 08 Mar 2018 15:45 WIB

India Larang Demonstrasi Warga Tibet di New Delhi

Pelarangan ini sebagai upaya India untuk memperbaiki hubungan dengan Cina.

Rep: Marniati/ Red: Winda Destiana Putri
Pemimpin spiritual Dalai Lama.
Foto: Ora TV
Pemimpin spiritual Dalai Lama.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India telah melarang orang Tibet untuk berdemonstrasi di ibukota India, New Delhi. Demonstrasi yang dilakukan untuk memperingati 60 tahun pemberontakan melawan peraturan Cina ini dapat dilakukan di kota utara Dharamsala.

Salah seorang pejabat senior yang menjadi narasumber mengatakan pelarangan ini sebagai upaya India untuk memperbaiki hubungan dengan Cina. Hubungan antara Cina dan India mengalami ketegangan dalam beberapa bulan terakhir setelah pasukan mereka berhadapan di wilayah perbatasan yang diperselisihkan. Cina juga marah dengan kunjungan Perdana Menteri Narendra Modi ke negara bagian timur perbatasan Arunachal Pradesh, yang juga diklaim oleh Cina.

"Kami tidak ingin orang Tibet mengadakan demonstrasi anti-Cina di New Delhi karena ini menciptakan sedikit ketegangan diplomatik antara India dan Cina. Ini adalah saat yang sangat sensitif untuk hubungan India dan Cina dan kami ingin meredakan ketegangan,"kata pejabat senior Kementerian Luar Negeri India dilansir laman Reuters.

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi mengatakan pada sebuah konferensi pers Kamis (8/3) bahwa ada kebutuhan mendesak bagi Cina dan India untuk menyelesaikan kurangnya rasa saling percaya. Perwakilan masyarakat Tibet di Dharamsala, Dorje Gyalchen membenarkan bahwa lokasi aksi yang direncanakan di New Delhi akan diubah.

Pihak berwenang di India dan Nepal sebelumnya melarang demonstrasi menentang Cina oleh orang Tibet selama masa-masa sensitif, seperti kunjungan para pemimpin Cina. Cina menguasai Tibet pada 1950. Sebuah pemberontakan melawan pemerintah Cina di Tibet meletus pada 1958. Pasukan Cina berhasil menggagalkan pemberontakan tersebut pada tahun berikutnya. Pemimpin spiritual Tibet , Dalai Lama, melarikan diri dari tindakan keras tersebut dan mendapat suaka di India.

Dalai Lama telah tinggal di Dharamsala, di mana pendukungnya menjalankan pemerintahan kecil di pengasingan dan mengadvokasi otonomi untuk Tibet dengan cara-cara damai. Cina menganggap Dalai Lama sebagai separatis berbahaya dan telah menekan pemerintah asing untuk menghindarinya. Namun India mengizinkan Dalai Lama untuk melanjutkan kegiatan keagamaan di negara tersebut dan melakukan perjalanan ke luar negeri.

Puluhan ribu orang Tibet tinggal di 39 permukiman formal dan puluhan komunitas informal di seluruh India. Kelompok hak asasi manusia mengatakan pemerintah Cina menginjak tradisi agama dan budaya Tibet. Tuduhan ini dibantah oleh Beijing.

Menurut kelompok advokasi Kampanye Internasional untuk Tibet, seorang pria Tibet berusia 40 tahun meninggal pada Kamis (8/3) setelah membakar dirinya di daerah Ngawa di provinsi Sichuan, Cina tenggara. Pemerintah Ngawa tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar terkait hal tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement