Rabu 21 Mar 2018 11:51 WIB

Presiden Moon: Pertemuan AS-Korsel-Korut Mungkin Terjadi

Pertemuan puncak Korut-AS akan menjadi peristiwa bersejarah.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in.
Foto: REUTERS/Jung Yeon-Je
Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in mengatakan pertemuan tiga arah antara Amerika Serikat (AS), Korsel, dan Korea Utara (Korut) mungkin terjadi. Menurutnya, pembicaraan tersebut harus bertujuan mengakhiri ancaman nuklir di Semenanjung Korea.

Moon telah merencanakan pertemuan dengan pemimpin Korut Kim Jong-un bulan depan setelah melakukan serangkaian aktivitas diplomatik di Asia, Eropa, dan AS. Presiden AS Donald Trump juga mengatakan akan bertemu dengan Kim pada akhir Mei mendatang.

"Pertemuan puncak Korut-AS akan menjadi peristiwa bersejarah tersendiri menyusul pertemuan antar-Korea," kata Moon di Blue House, setelah melakukan rapat persiapan untuk pertemuan antar-Korea, Rabu (21/3).

"Tergantung pada lokasinya, pertemuan itu bisa menjadi lebih dramatis. Dan tergantung pada kemajuannya, pertemuan itu bisa mengarah pada pertemuan tiga negara antara Korsel, Korut, dan AS," tambah dia.

Pemerintah Korsel tengah mempertimbangkan desa perbatasan Panmunjom untuk dijadikan lokasi pertemuan antara tiga negara tersebut. Desa ini juga akan menjadi tempat pertemuan antara Presiden Moon dan Kim Jong-un bulan depan.

photo
Tentara Korea Selatan berpatroli dekat desa perbatasan Panmunjom di Paju, Korea Selatan.

Moon mengatakan rangkaian pertemuan itu harus bertujuan mengakhiri masalah nuklir dan membawa perdamaian di Semenanjung Korea. Ia mengaku telah memiliki tujuan dan visi yang jelas untuk menciptakan perdamaian abadi guna menggantikan gencatan senjata yang ditandatangani Korsel dan Korut pada akhir perang Korea 1950-1953.

Ia juga berupaya untuk menormalisasi hubungan Korut dan AS, mengembangkan hubungan antar-Korea, dan menjalin kerja sama ekonomi yang melibatkan Pyongyang dan Washington. "Apakah kedua Korea akan hidup bersama atau terpisah, kita tetap harus mengupayakan kemakmuran bersama dan dalam damai, tanpa saling mengganggu atau menyebabkan kerusakan satu sama lain," kata Moon.

Korsel dan AS akan melanjutkan latihan militer bersama bulan depan, meskipun latihan ini diperkirakan akan tumpang tindih dengan pertemuan puncak antar-Korea. Seoul dan Washington sebelumnya telah menunda latihan militer tahunan mereka sampai akhir Olimpiade Musim Dingin, guna mendorong dimulainya kembali pembicaraan antar-Korea.

Korut selalu mengecam latihan militer itu dan menganggapnya sebagai persiapan untuk perang. Namun seorang utusan khusus Korsel mengatakan, Kim memahami bahwa AS dan Korsel harus melanjutkan latihan militer rutin mereka.

Seorang pejabat Blue House juga mengatakan Korsel sedang dalam diskusi dengan Cina dan Jepang untuk melakukan pertemuan puncak tiga arah di Tokyo pada awal Mei mendatang. Pertemuan ini akan menjadi pertemuan pertama ketiga negara itu sejak November 2015, karena hubungan yang memburuk oleh ketegangan historis dan teritorial.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement