Ahad 25 Mar 2018 15:56 WIB

Korsel dan Korut akan Bahas Persiapan KTT

Pembicaraan ini didadakan lebih awal dari pertunjukan musisi Korsel di Pyongyang.

Rep: Marniati/ Red: Nidia Zuraya
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un bertemu dengan Direktur Keamanan Nasional Korea Selatan Chung Eui-yong pada 5 Maret 2018.
Foto: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un bertemu dengan Direktur Keamanan Nasional Korea Selatan Chung Eui-yong pada 5 Maret 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara (Korut) telah setuju untuk mengadakan pembicaraan tingkat tinggi dengan Korea Selatan (Korsel) pada 29 Maret mendatang. Pembicaran akan dilakukan di desa gencatan senjata Panmunjom untuk mempersiapkan pertemuan puncak para pemimpin kedua negara pada April mendatang.

Kementerian Unifikasi Korsel mengatakan Korut akan diwakili oleh sebuah tim yang terdiri dari tiga pejabat. Ini akan dipimpin olehketua komite Korut untuk reunifikasi damai negara itu, Ri Son Gwon.

"Pagi ini, Korea Utara mengirim pesan melalui saluran komunikasi di Panmunjom. Mereka menyetujui saran kami yang dibuat pada tanggal 22 untuk mengadakan pembicaraan tingkat tinggi antar-Korea," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Pembicaraan ini didadakan lebih awal dari pertunjukan musik di Pyongyang yang akan diadakan awal April mendatang. Pertunjukan musik akan dibawakan oleh sekelompok penyanyi Korsel yang membalas kunjungan Korut karena telah mengirimkan atlet ke Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang.

Seorang pembantu Presiden Moon Jae-in mengatakan seniman dari kedua negara akan berkolaborasi pada 3 April. Moon berencana mengadakan pertemuan puncak dengan Kim Jong-Un pada akhir April.

Pada akhir Mei, Kim Jong Un juga berencana mengadakan pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump. Trump pekan ini menunjuk mantan duta besar AS untuk PBB John Bolton untuk mengisi posisi Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih menggantikan HR McMaster. Bolton terkenal karena kebijakan tanpa komprominya terkait Pyongyang.

Trump juga memcat Menteri Luar Negeri Rex Tillerson pada 13 Maret. Trump mengatakan kedua pejabat itu diberhentikan karena tidak setuju atas keputusan Trump soal Iran dan masalah kebijakan luar negeri lainnya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement