Kamis 31 May 2018 11:15 WIB

Cegah Plagiat, Cina Perketat Aturan Akademik

Cina dilanda skandal penelitian palsu dan plagiarisme beberapa tahun terakhir.

Rep: Marniati/ Red: Ani Nursalikah
Ilmuwan/ilustrasi
Foto: Flickr
Ilmuwan/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina telah mengeluarkan panduan baru untuk menegakkan integritas akademik dalam sains. Ini mencakup rencana merekam dan menilai perilaku para ilmuwan dan institusi serta menghukum siapa pun yang melakukan pelanggaran.

Kantor berita Xinhua melaporkan, panduan yang dikeluarkan Partai Komunis dan Dewan Negara melarang plagiarisme, pembuatan data dan kesimpulan penelitian, penulisan hantu dan manipulasi peninjauan ulang. Cina akan membangun mekanisme integritas ilmiah untuk mendorong inovasi dan tidak memberikan toleransi untuk ketidakjujuran akademik.

"Siapa pun yang melanggar aturan integritas akan dimintai pertanggungjawaban oleh hukum," tulis dokumen yang dikeluarkan oleh partai dan pemerintah.

Dalam dokumen itu disebutkan, mereka yang ditemukan melakukan kesalahan akademik akan dilarang mengajar atau melakukan pekerjaan penelitian di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga ilmiah yang dikelola pemerintah. Hasil penelitian mereka akan dibatalkan dan kehormatan dicabut, sesuai dengan panduan pedoman.

Kementerian Sains dan Teknologi akan bertanggung jawab mengoordinasi dan mengelola upaya di bidang ilmiah. Sementara Akademi Ilmu Sosial Cina yang dikelola negara akan melakukannya dalam ilmu sosial.

Xinhua mengatakan kementerian sains berencana membangun mekanisme peringatan jurnal untuk menempatkan jurnal akademik domestik atau internasional yang mengabaikan kualitas akademik. Makalah yang diterbitkan dalam jurnal tersebut tidak akan diakui dalam berbagai penilaian.

"Panduan ini juga bertujuan untuk mengubah standar di mana para ilmuwan dievaluasi sehingga integritas menjadi faktor kunci, bukan hanya produksi kertas, paten, judul, proyek, dan koleksi penghargaan," kata laporan itu.

Cina dilanda skandal dalam beberapa tahun terakhir yang melibatkan penelitian palsu, plagiarisme dan standar penilaian rekan yang bermasalah. Ini telah merusak reputasi Cina sebagai kekuatan yang berkembang di dunia penelitian ilmiah.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement