Rabu 13 Jun 2018 00:30 WIB

Inggris Tagih Komitmen Kim Jong-un

Masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan kedua pihak pascapertemuan.

Rep: Fauziah Mursyid/ Red: Agung Sasongko
Seorang pria menonton layar TV yang menyiarkan pertemuan  Presiden AS Donald Trump dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Seoul Railway Station di Seoul, Korea Selatan, Selasa (12/6).
Foto: AP/Ahn Young -joon
Seorang pria menonton layar TV yang menyiarkan pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Seoul Railway Station di Seoul, Korea Selatan, Selasa (12/6).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris menyambut baik kesepakatan denuklirisasi Korea Utara (Korut) hasil pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan pemimpin Korut Kim Jong-un, Selasa (12/6).

Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson mengatakan, Inggris terus berharap Kim Jong-un terus bernegosiasi dengan iktikad baik. Hal ini demi menjaga stabilitas kawasan secara global.

"Kami menyambut bahwa Presiden Trump dan Kim Jong-un telah mengadakan pertemuan konstruktif. Ini adalah langkah penting menuju stabilitas kawasan vital bagi pertumbuhan ekonomi global dan rumah bagi ribuan warga Inggris dan kepentingan penting Inggris," kata Menteri Luar Negeri Boris Johnson seperti dikutip kantor berita Turki, Anadolu Agency, Selasa (12/6).

Johnson juga mendukung kesepakatan yang ditandatangani Trump dan Kim. Kesepakatan itu menjelaskan bahwa AS berkomitmen untuk memberikan jaminan keamanan kepada Korut dengan imbalan komitmen tegas dan tak tergoyahkan untuk menyelesaikan denuklirisasi Pyongyang.

"Penegasan kembali komitmen Korea Utara dalam Deklarasi Panmunjom untuk bekerja menuju denuklirisasi lengkap di Semenanjung Korea adalah sinyal bahwa Kim Jong-un mungkin akhirnya mengindahkan pesan bahwa hanya perubahan yang dapat membawa masa depan yang aman dan makmur bagi rakyat Korea Utara," kata Johnson.

Johnson juga menilai masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan kedua pihak pascapertemuan. Ia pun berharap Kim terus bernegosiasi dengan iktikad baik menuju denuklirisasi yang lengkap, dapat diverifikasi, dan tidak dapat diubah.

 "Kami akan terus mendukung Amerika Serikat dalam upayanya untuk mencapai denuklirisasi di Semenanjung Korea," kata dia.

Trump dan Kim telah melakukan pertemuan di Capella Hotel di Sentosa Island, Singapura. Keduanya bertemu dalam rangka membahas denuklirisasi Semenanjung Korea.

Setidaknya terdapat empat butir kesepakatan dari hasil pertemuan Trump dan Kim. Pertama, Korut dan AS sepakat menjalin hubungan baru yang mengarah ke perdamaian. Kedua, baik AS maupun Korut setuju untuk membangun rezim yang stabil di Semenanjung Korea.

photo
Infografis

Ketiga, mengacu pada Deklarasi Panmunjeom, Korut menyatakan berkomitmen melakukan denuklirisasi menyeluruh di Semenanjung Korea. Kemudian terakhir, kedua negara sepakat memulangkan tahanan perang atau tentara yang dinyatakan hilang yang telah teridentifikasi.

Kim mengatakan, dunia akan melihat perubahan besar setelah pertemuannya dengan Trump pada Selasa (12/6). Ia tak menampik bahwa pertemuan dengan Trump merupakan momen bersejarah.

"Dunia akan melihat perubahan besar. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden Trump untuk membuat pertemuan ini terjadi," kata Kim, dilaporkan laman kantor berita Rusia TASS. "Hari ini kita telah mengadakan pertemuan bersejarah. Kami memutuskan untuk meninggalkan masa lalu," ujar Kim menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement